Senin, 27 Januari 2014

CATATAN AYAH ASI

     Berawal dari ketidaktahuan kami akan pengetahuan tentang kehamilan, pasca kelahiran, asi, parenting, kami mulai rajin mencari informasi tersebut lewat internet dan membaca beberapa buku. Alhamdulillah banyak pengetahuan dan ilmu baru yang kami dapat, informasi-informasi baru pun kami peroleh.
          Karena kebutuhan, dan dihadapkan pada situasi bahwa kami adalah orang tua baru, mau tidak mau kami harus rajin mencari informasi dan pengetahuan agar tidak menjadi orang tua yang salah dalam memperlakukan buah hati yang merupakan amanah dari Allah.
          Banyak orang tua baru, kadang tidak peduli dan kurang pengetahuan, sehingga secara tidak langsung mereka telah mendholimi anak mereka sendiri. Misal saja terkait ASI, sang Ibu sebenarnya produksi ASI nya melimpah , akan tetapi karena kurang pengetahuan maka ASI nya dibuang, mereka memilih untuk memberikan Susu Formula kepada anaknya.
          Salah satu buku yang berkesan bagi saya seorang ayah adalah buku Catatan Ayah ASI. Buku karangan 8 ayah muda: Aditia Sudarto, Dipa Andika Nurprasetyo, Ernest Prakasa, Pandu Gunawan, A. Rahmat Hidayat, Shafiq Pontoh, Sogi Indra Dhuaja, dan Syarief Hidayatullah ini berusaha memberi sudut pandang lain tentang peran ayah dalam urusan menyusui . Selama proses pemberian ASI untuk buah hati kami, kami tersadarkan bahwa ayah dapat dan sangat bisa berperan bagi keberhasilan dalam proses tersebut. Ketika istri dilanda baby blues, saat ia tak percaya diri karena kualitas dan kuantitas ASI-nya diragukan, kamilah tempat ia bersandar. Saat ia jenuh dan lelah mengurus anak, saat itulah kami bisa berperan dan menggantikan.
          Cerita-cerita dalam buku ini sangat menginspirasi saya, dalam rangka mendampingi isrtri untuk memberikan ASI kepada anak kami.  Buku yang saya rekomendasikan buat para Ayah yang peduli terhadap istri dan bayinya.
          Anda berminat? Berikut spesifikasi dan harga bukunya :
Penerbit : Buah Hati (LH)
Kode : LH-001Tebal: 188 halaman, Harga : Rp. 50.000. 
Pemesanan SMS/WA : 0856 4705 3757/ 0857 1136 7691




Read more »

Minggu, 26 Januari 2014

HIJAB MISYKAT

Banyak muslimah yang kesulitan mencari jilbab yang besar dan tidak menerawang. Kebanyakan jilbab yang beredar dipasaran berupa jilbab yang tipis yang memerlukan dobelan, sehingga terkesan ribet harus menyetrika atau mencuci dua jilbab sekaligus.
Berawal karena kasihan melihat isteri yang kerepotan ketika memakai Jilbab yang memerlukan dobelan, saya pun terpikir untuk memproduksi jilbab yang lebar, dan tidak memerlukan dobelan. Jilbab yang bisa dipakai ke kantor ataupun acara-acara resmi.
Akhirnya, muncullah sebuah brand Jilbab/Khimar segi empat yang bernama MISYKAT. Nama misykat muncul setelah beberapa kali berdiskusi dengan istri saya. Misykat berarti tempat lentera letaknya di sudut agar cahaya lebih optimal menyinari ruangan. Cahaya dari lentera akan optimal menyinari ruangan bukan saat ia diletakkan ditengah ruangan, ia justru bermanfaat penuh saat dirinya berada di sudut, tersembunyi dan membatasi tebaran citra nya. Seperti wanita, aurat wanitapun tak perlu ditebar, karena yang tak ditebar tak akan pudar,lebih bersinar dengan cahaya iman. InsyaAllah. Itulah filosofi nama merek jilbab Misykat.
Kami berkeinginan untuk membantu para muslimah yang lain yang kesulitan untuk memperoleh jilbab yang tebal dan tanpa perlu dobelan, serta jilbab yang tidak menerawang. Kami menyadari, diluar sana, mungkin banyak muslimah yang mengalami pengalaman yang sama seperti yang isteri saya alami. Dengan semakin mudahnya akses internet, maka untuk mendapatkan Jilbab syar’i hanya sejauh klik jari. Tak perlu repot ke toko, cukup pilih gambar produk dan spesifikasinya, muslimah bisa mendaptkan jilbab/khimar pilihan yang langsung diantar ke tempat anda.

Beberapa Contoh Produk Hijab Misykat
1.    Seri Single Face,
Bahan Katun Korea, Ukuran  kurang lebih 115 X 115 cm



2.    Seri Double Face, (Bolak-Balik)
Bahan Katun Korea, Ukuran  kurang lebih 115 X 115 cm


3.    Seri Satin Motif
Bahan Kain Satin, Ukuran  kurang lebih 115 X 115 cm



4.    Seri Satin Polos
Bahan Kain Satin, Ukuran  kurang lebih 115 X 115 cm






Anda ingin membantu mereka memberikan kemudahan mencari jilbab segi empat yang lebar tanpa perlu memakai dobelan? Bergabunglah menjadi mitra kami dengan menjadi reseller tunggal Hijab Misykat di kota Anda. Dengan syarat yang mudah,anda sudah bisa punya bisnis sendiri sekaligus mensyiarkan jilbab lebar yang syar'i. Info bisa hub CS kami melalui sms/whatsapp di : 0857 113 67691, 0856 470 53757.
Kunjungi Kami di :



*Twitter : @hijabmisykat*Fanpage : https://www.facebook.com/HijabMisykat








Read more »

Senin, 27 Mei 2013

MEMBELI PERLENGKAPAN BAYI

Menjelang kelahiran sang buah hati tentunya banyak hal yang harus kita persiapkan. Beberapa diantaranya bahkan harus disiapkan jauh-jauh hari, agar ketika hari H kita tidak sibuk lagi membeli perlengkapan bayi, tapi sudah mulai sibuk mengurus bayi kita.
Sebagai pasangan suami istri yang baru akan mempunyai anak pertama, tentunya kami masih minim pengalaman dan pengetahuan. Kami pun agak kebingungan, perlengkapan bayi apa yang harus kami beli, untunglah banyak buku , serta situs yang memberikan informasi kepada kami. Di beberapa babyshop bahkan telah membuat paket-paket yang berisi kebutuhan dasar bayi baru lahir.
Banyak diantara kita  kadang mempunyai keinginan untuk membeli beberapa perlengkapan dalam jumlah banyak, karena bentuk nya lucu, unik dan menggemaskan. Salah satu contohnya adalah baju, ataupun celana bayi. Kadang kita terlalu menuruti keinginan kita untuk membeli, padahal bisa jadi baju itu akan mubazir karena tidak dipakai. Hal ini sangat memungkinkan untuk terjadi disebabkan pertumbuhan bayi yang begitu cepat sementara stock pakain kita banyak, tahu tahu baju yang kita beli sudah tidak muat untuk bayi kita.
Hal yang perlu diperhatikan dalam membeli perlengkapan bayi adalah anggaran dan kebutuhan. Jangan sampai kita menuruti keinginan padahal anggaran kita terbatas atau barang yang dibeli melebihi kebutuhan. Mungkin akan tidak menjadi masalah kalau kita punya anggaran lebih, akan tetapi ketika kita hanya mempunyai anggaran yang terbatas, kita harus berusaha mengeremnya, dikarenakan kebutuhan kita pasca persalinan masih banyak. Kita masih harus membayar biaya rumah sakit, menyiapkan aqiqah, membeli obat, dan membayar biaya-biaya lainnya.
Saya dan istri pun jauh-jauh hari sudah mempersiapkan hal ini, kami mulai cari-cari kebutuhan bayi di babyshop. Mencoba memilih dan membandingkan harga dan menyesuaikan dengan kebutuhan serta anggaran yang ada. Beberapa perlengkapan pokok sudah masuk dalam daftar, sedangkan beberapa yang lain nya seperti kereta dorong, lemari bayi, masih bisa untuk di tunda.
Beberapa perlengkapan bayi yang harus kami sediakan antara lain : 
  • Pakaian Bayi, siapkan saja sejumlah 12 buah (1 dozen).  Kita pilih bahan yang menyerap keringat seperti katun/kaos. Saya dan istri memilih baju yang berkancing depan agar memudahkan untuk membuka dan melepas bajunya. Yang kami perhatikan adalah kenyamanan, jangan sampai kita memilih baju dengan model yang bagus, sesuai keinginan kita, akan tetapi tidak nyaman untuk si bayi. 
  •  Popok. Dikarenakan bayi yang baru lahir sering BAB/BAK maka kita sediakan paling tidak 2 dozen atau untuk amannya bisa dilebihkan. Popok biasanya dipakai ketika tali pusarnya belum lepas, sehingga pemakaian popok tidak terlalu lama.
  • Celana, siapkan saja minimal  3 dozen , tapi jika kita sudah memutuskan untuk memakai diaper, maka kebutuhan celana bisa semakin sedikit. 
  • Gurita. Cukup sediakan 6 buah saja. Fungsinya adalah untuk menopang perut bayi dan melindungi tali pusar yang belum lepas. 
  • Bedong. Digunakan untuk membungkus tubuh bayi sehingga ia merasa hangat.
  • Sarung tangan dan sarung kaki untuk melindungi tubuh dari cakaran tangannya serta membuat bayi tetap merasa hangat. 
  • Baju lengan panjang dan celana panjang, bisa juga jumper. Sesuaikan saja dengan musim, jika musim panas kita beli sedikit dulu, jika musim dingin/hujan kita beli paling tidak 4 pasang.
  •  Baju untuk pergi periksa ke dokter atau bidan. 
  • Topi/penutup kepala, di gunakan untuk mempertahankan suhu tubuhnya agar hangat.
  •  Bantal dan guling.
  • Perlak kain, sebagai alas tidur, diletakkan diatas perlak karet/plastik agar kulit bayi tidak terasa panas karena bersingungan dengan perlak plastik. Dan akhirnya kami terkadang menggunakan kain bedong sebagai alas tidur.  
  •  Perlak plastik/karet. Digunakan untuk menahan air seni / waktu BAB agar tidak mengotori kasur. 
  •   Selimut, biasanya digunakan ketika berpergian/keluar rumah. 
  • Selendang untuk menggendong, dan istri saya lebih nyaman menggunakan memakai kain selendang,  walaupun  kami juga memiliki gendongan.  
  • Waslap, digunakan untuk membersihkan bayi ketika mandi.  
  • Peralatan mandi seperti ember, handuk, sabun,sampo dll. 
  • Peralatan kebersihan seperti diaper(biasanya dipakai malam hari),cotton buds, pemotong kuku,bola-bola kapas digunakan untuk membersihkan kotoran di alat kelamin dan dubur bayi ketika BAK/BAB.  
  • Tas perlengkapan bayi. Kita harus menyiapkan tas khusus yang hanya berisi perlengkapan bayi kita.


Itulah beberapa daftar perlengkapan yang kami siapkan, dan jumlah pembeliannya tidak harus sesuai yang saya rencanakan awal, karena ternyata banyak yang memberikan kado berupa perlengkapan bayi. Dan alhamdulillah kami tidak harus membeli semua yang telah kami buat daftarnya.

Semua orang tua tentunya berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi anaknya, akan tetapi kemampuan masing-masing individu bisa jadi berbeda. Ada yang mungkin gengsi kalau baju anaknya tidak bermerk terkenal, harus mahal. Tetapi bagi saya dan istri yang terpenting adalah kenyamanan bayi dan sesuai dengan apa yang kita butuhkan. (top)
Read more »

BIDAN DELIMA

Semenjak mendapatkan kesan yang kurang menyenangkan dengan dokter kandungan di dekat rumah mertua,  saya dan istri saya mulai mencari referensi rumah sakit dan dokter yang Pro ASI dan Pro IMD. Beberapa RS memang sudah dicatat, akan tetapi jaraknya yang cukup jauh dari rumah menyebabkan kami harus berpikir ulang untuk memilih RS itu. Saya pun meminta istri saya untuk terus mencari info ke karib kerabat dan tetangganya, terkait RS yang bagus dalam membantu persalinan.
Ketika saya ngobrol santai di kantor, ada teman yang menceritkan pengalamannya menemani istrinya melahirkan. Saya banyak mendapatkan beberapa informasi yang bermanfaat darinya, salah satunya terkait kelahiran putrinya yang dibantu oleh seorang bidan. Akhirnya malamnya saya telfon istri saya untuk mencari informasi tentang bidan yang bagus dan dekat dengan rumah. Alhamdulillah istri saya dapat satu nama, dan beberapa ibu-ibu di komplek perumahan juga menggunakan jasa bidan ini.
Di akhir pekan, akhirnya saya menemani istri saya untuk periksa dan sekaligus mencari informasi terkait bidan ini. Perjalanan dari rumah ke tempat praktek bidan tidak memakan waktu lama, kurang dari sepuluh menit. Akhirnya saya dan istri masuk untuk periksa, setelah mendaftar kami berdua masuk ruang praktek. Kami berdua menunjukkan  rekam medis dari dokter spesialis kandungan di Jakarta. Pemeriksaan di lakukan, cukup sederhana, setelah tekanan darah, berat badan, dan pemeriksaan detak jantung bayi dengan Doppler , ibu bidan kemudian memegang dan meraba perut istri saya” Alhamdulillah sudah masuk pinggul mbak ” kata beliau. Saya melihat bidan ini memang cukup berpengalaman, kemudian saya bertanya tentang Inisiasi Menyusui Dini(IMD), dan alhamdulillah, ibu bidan ini mendukung program IMD. Setelah itu saya menanyakan terkait biaya persalinan , dan ternyata biayanya yang kelas VIP pun masih tergolong murah.
Akhirnya kami berdua sepakat untuk menggunakan jasa bidan ini ketika persalinan. Sebelum pulang ibu bidan menyarankan untuk periksa beberapa kali lagi di dokter spesialis kandungan rujukannya, untuk mengetahui kondisi janin, karena memang di bidan tidak ada teknologi USG. Kami pun mengiyakan saran dari ibu bidan ini. Setelah pemeriksaan selesai saya pergi ke kasir untuk membayar biaya periksa, dan wow ternyata biayanya hampir sepersepuluh dari biaya yang saya keluarkan jika saya periksa di dokter spesialis kandungan.
Saya berkesimpulan, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan jika kita memutuskan untuk menggunakan jasa bidan ketika persalinan, beberapa diantaranya adalah :
  • Kita pastikan bidan itu punya ijin praktek, tergabung dalam Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan merupakan bidan Delima. Bidan Delima adalah bidan yang terstandarisasi oleh IBI dalam rangka meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi terstandar.  Standarisasi yang dilakukan adalah pada keahlian, kompetensi, peralatan, sarana, prasarana, dan manajemen klinik sesuai dengan standar yang ada di Kementrian Kesehatan RI. Hal ini bisa kita lihat di plakat reklame di depan tempat praktekknya, sebaiknya hindari bidan yang tidak ada informasi seperti ini.
  • Perlu dipertimbangkan untuk mengkombinasikan pemeriksaan janin antara periksa dengan Bidan dan Dokter Spesialis Kandungan. Hal ini di sebabkan karena di Bidan tidak ada teknologi USG,dan dalam kondisi tertentu  ibu hamil harus diambil alih oleh dokter kandungan. Kondisi yang dimaksud bila ibu atau bayinya mengalami komplikasi atau ketidaknormalan, misalnya sungsang, kembar, atau ibunya memiliki penyakit berat seperti hipertensi.
  • Dari pengalaman saya, bidan lebih sabar , ulet dalam menangani pasien. Hal ini bisa jadi karena pasiennya tidak sebanyak pasien dokter spesialis kandungan. Bahkan pasca kelahiran pun, bidan masih berkunjung ke rumah pasien untuk mengecek kesehatan ibu dan bayinya.
  • Kebanyakan yang persalinan di bidan adalah persalinan yang normal, karena bidan biasanya lebih sabar untuk menunggu, tidak terburu-buru untuk induksi atau cesar. Untuk kelahiran cesar biasanya langsung dirujuk ke dokter spesialis kandungan oleh bidan.
  • Dari segi biaya, tentunya bidan lebih murah dibandingkan dengan dokter spesialis kandungan.

Akhirnya semua keputusan ada di tangan kita, keputusan untuk memilih menggunakan jasa dokter atau jasa bidan. Akan lebih baik jika kita suami istri untuk saling bermusyawarah dan melibatkan Tuhan dalam membuat keputusan itu dengan senantiasa berdoa kepada Nya. Bagi saya bidan delima adalah orang yang sangat berjasa dalam membantu proses kelahiran anak saya, dan begitu banyak di luar sana, bidan-bidan yang rela masuk ke daerah terpencil guna membantu ibu-ibu melahirkan putra putrinya. Sudah sepantasnyalah kita memberikan apresiasi dan penghormatan kepada mereka dan tidak memandangnya sebelah mata. Terimakasih Bidan Delima. (top)



Read more »

Jumat, 24 Mei 2013

MEMILIH DOKTER SPESIALIS KANDUNGAN

Ketika istri saya pertama kali periksa kehamilan pertama kali di Jepara, yaitu di salah satu dokter spesialis kandungan di dekat kost, ternyata mendapatkan kesan yang kurang baik. Setelah mendaftar, dan dipersilahkan masuk, istri saya dibantu seorang suster perempuan kemudian diperiksa dengan USG, entah karena mungkin dokternya lagi kecapekan dia memberikan penjelasan bahwa istri saya hamil, tapi hasil USG belum kelihatan dengan jelas, dokter itu menerangkannya sambil ngantuk!. Kata susternya memang si dokter habis operasi pasien. Yah..tidak sesuai dengan harapan kami, kami akan diberikan penjelasan yang mendetail dan diberikan beberapa saran, kami sedikit kecewa.
Setelah  kembali ke jakarta, saya harus mencari informasi terkait dokter spesialis kandungan yang bagus dan dekat dengan rumah kontrakan. Jurus ‘Kebo Nyusu Gogle” kembali saya praktekan, saya mencari-cari informasi di internet terkait dokter spesialis kandungan yang ada di jakarta selatan. Kriteria awal nya kali ini adalah dokter perempuan, dikarenakan istri saya lebih nyaman untuk periksa di dokter perempuan. Akhirnya kami menemukan RS di dekat kantor yang ada dokter perempuannya, pilihan kami jatuh ke RSIA Muhamadiyah Taman Puring. Kemudian kami melihat di jadwal ada beberapa nama dokter perempuan, akhirnya kami memutuskan untuk periksa di situ secara rutin, dengan menyesuaikan jadwal dokter dan jadwal kerja kami. Alhamdulillah, istri saya cukup nyaman periksa disitu. Kami mendapatkan masukan-masukan dan informasi yang kami butuhkan. Dan ternyata dokter ini mempunyai pasien yang cukup banyak, jika weekend yang antri sampai malam. Untuk menghindari antrian, kami memilih jadwal di pagi hari, kami datang kekantor dulu dan meminta ijin ke atasan untuk periksa sebentar. Jika pagi hari antrian tidak terlalu banyak, sehingga periksanya tidak terlalu lama. Saya sebagai suami selalu berusaha menemani istri saya setiap kali periksa ke dokter kandungan. Selain merasa nyaman, alhamdulillah biaya juga standar, tidak terlalu mahal.
Setelah menjelang kelahiran, istri saya pulang ke semarang. Di semarang, istri saya sempat bingung untuk memilih dokter dan rumah sakit mana yang akan membantu dia lahiran. Ada beberapa nama rumah sakit yang telah dicatat, salah satu kriterianya adalah rumah sakit yang Pro Asi dan ada program IMD. Akan tetapi ternyata rumah sakit itu jaraknya lumayan jauh dan jika ditambah dengan kemacetan bisa ditempuh dengan waktu yang cukup lama.
Akhirnya kami mencoba untuk mencari informasi di rumah sakit di dekat rumah mertua saya yang dulu istri saya pernah periksa di sini ketika mengalami flek dan mendapat kesan yang kurang mengenakkan. Istri saya merasa dia malah di takut-takuti dan tidak mendapat motivasi dari penjelasan dokter. Kebetulan hari itu sudah saatnya kandungan istri saya diperiksa, saya mengantarkannya ke dokter. Setelah periksa, untuk mengetahui dokter ini Pro IMD atau tidak, saya dan istri saya mengajukan berbagai pertanyaan terkait IMD. Untung saya sebelumnya sudah pernah membaca tentang IMD lewat jurus “Kebo Nyusu Gogle”. Saya heran dengan jawaban dokternya dia menjelaskannya dengan ketus, tidak sabaran. Saya terus mencoba memancingnya dengan berbagai pertanyaan, seperti yang saya selalu praktekkan sejak semasa sekolah, untuk mengetahui isi seseorang pancinglah dengan berbagai pertanyaan, dan sabarlah untuk tidak terburu-buru menanggapi atau memotong. “Secara teori memang begitu, bayi yang lahir langsung di tempelkan di dada ibu, tapi kan pasien kita bukan hanya ibu seorang,” kurang lebih begitu penjelasan sang dokter, dan akhirnya saya dan istri mengambil kesimpulan kita tidak akan memilih dokter dan rumah sakit ini untuk tempat lahiran anak saya. Dan yang menjadikan alasan saya semakin kuat untuk tidak memilih rumah sakit ini adalah, ketika saya memeriksakan mertua saya, saya melihat pasien-pasien yang lain yang datang periksa hampir semuanya diminta untuk rawat inap.
Dari situ saya mulai belajar, kita harus ulet dan selektif dalam memilih dokter. Kita harus berhati-hati dengan dokter yang agak komersil. Cirinya akan selalu mengarahkan pasien pada upaya-upaya rawat inap, operasi, meresepkan obat-obatan mahal tanpa persetujuan pasien.
Beberapa tips  dalam memilih dokter spesialis kandungan yang saya pelajari dari buku catatan ayah asi diantaranya adalah :
  •  Pilih yang Pro Asi, Pro IMD
  • Tidak menomorsatukan obat bisa menenangkan/nggak bikin panik (always positive), up-to-date (dilihat dari keaktifannya mengikuti berbagai seminar/pelatihan kesehatan, dan aktif (senang ditanya dan senang menjawab).
  • Accesible (mudah dihubungi, entah dengan media sms,telepon,email dan social media)
  •   Dekat dengan rumah, menganut Rational Use of Medicine (RUM) alias nggak gampang ngasih obat, sabar menerangkan, tangkas dalam menjelaskan.
Jika beberapa hal diatas tidak terpenuhi misal dokternya judes, nggak pro ASI, nggak mau menjelaskan, lebih baik tinggalkan saja dokter itu. Kita lebih baik mencari alternatif dokter lain dengan cara jurus “Kebo Nyusu Gogle”, atau lewat teman dan karib kerabat kita. Perlu diingat, dokter mahal belum tentu bagus, dan dokter murah belum tentu jelek. Carilah dokter yang cocok dengan kita dan cocok dengan anggaran kita, tidak menjadi masalah gonta-ganti dokter, karena akhirnya kita sendirilah yang akan bertanggung jawab atas kesehatan bayi dan istri kita. Satu hal lagi, jangan menyerah, dan selalu minta rekam medis hasil pemeriksaan istri kita, hal ini akan sangat berguna ketika kita memutuskan pindah dokter atau memutuskan untuk lahiran di daerah asal.(top)


Read more »

 

Asyiknya Menjadi Ayah

SPIRIT OF LIFE

SETETES EMBUN KEHIDUPAN

Catatanku

SEKILAS INFO