Selasa, 27 November 2012

AKU DAN KH AHMAD DAHLAN

Pagi ini, setelah membaca Al-Qur’an beberapa lembar, aku pun penasaran membaca sebuah buku yang tergeletak di ruang tamu . Sambil menunggu waktu makan sahur, ku buka lembaran-lembaran buku itu, kubaca dan kulihat sekilas, hingga sampailah pada foto salah satu tokoh pahlawan Indonesia. KH Ahmad Dachlan, dengan Perserikatan Muhamadiyahnya. Dengan judul yang mencolok dan di tulis dengan ejaan lama, Persjarikatan Moehammadijah..ku amati satu per satu kata yang tertulis, kubaca kalimat demi kalimat yang terangkai menjadi sebuah paragraph cerita yang apik.
KH Ahmad Dachlan adalah pendiri Persjarikatan Moehamadijah. Di masa kecilnya bernama Mochammad Darwis bin Kiai Hadji Aboebakar, jika dilihat dari silsilahnya, beliau masih keturunan Maoelana Malik Ibrahim yang terkenal menjadi salah satu wali songo dalam sejarah perkembangan islam di Indonesia, lebih lanjut ternyata KH Achmad Dahlan adalah keturunan Rasulullah SAW melalui Al Moehadjir bin ‘Isa
KH Ahmad Dahlan terpanggil hatinya untuk menjawab tantangan kemiskinan structural masyarakat muslim korban penindasan system Tanam Paksa yang berlangsung 93 tahun (1830-1919M).Target aktivitas organisasi Persjarikatan Moehammadiyah adalah anak-anak yatim piatu. Dalam pandangan K.H Achmad Dachlan, system Tanam Paksa benar-benar meninggalkan kesengsaraan umat.
“Kondisi yang demikian menyedihkan tidak dapat dibiarkan. K.H. Achmad Dahlan membacakan kembali surah al-maun (QS 107:1-7), untuk membangkitkan kesadaran solidaritas kaum Muslimin terhadap saudaranya sesama Muslim yang terlanda derita menjadi fakir miskin dan yatim piatu, sebagai dampak dari Tanam Paksa, penindasan system pajak, dan penidasan lainnya dari pemerintah colonial Belanda,Apabila kaum muslimin tidak memedulikan nasib keduanya, mereka tidak ubahnya orang yang mendustkana agama islam (QS:107).”
Aku pun sedikit terhenyak, kata-kata ini kembali kubaca,kuamati tiap kalimatnya, satu paragraph yang ditulis oleh penulis buku ini membuatku seakan tertampar,tersindir...Aku pun melanjutkan membaca beberapa paragraf berikutnya
Untuk menyantuni kalangan dhuafa, dibentuklah Madlis Penolong Kesengsaraan Rakyat Oemoem (MPKO) pada 1918 M…
Dalam buku ini tidak membahas secara detail tentang biografi dan sejarah Muhamadiyah, buku karangan Ahmad Mansyur Suryanegara yang berjudul API SEJARAH  ini menceritakan tentang mahakarya ulama dan santri dalam menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sang penulis menceritakannya dengan apik. Ahmad Mansur Suryanegara telah mendudukkan sejarah sungguh sebagai sejarah; bukan hanya catatan peristiwa masa lalu, melainkan peristiwanya itu sendiri, HISTORIA VITAE MAGISTRA, itulah yang diperhatikan guru besar ini. Buku yang cukup menarik dan menambah wawasan, memberikan sebuah gambaran sejarah Indonesia dengan sudut  yang lain.
Sehabis subuh, aku pun masih penasaran dengan sosok KH.Achmad Dahlan, ku cari lewat google tentang biografi tokoh ini.
KH Achmad Dahlan dibesarkan di lingkungan pesantren, pada umur 15 tahun ,beliau sudah naik haji ke Mekkah dan dilanjutkan menuntut ilmu di sana selama 5 tahun.
Aku pun terus membaca biografi singkatnya, dan aku berpikir, betapa hebatnya para pendahulu bangsa ini dalam memperjuangkan hak-hak mereka, betapa hebatnya mereka memperjuangkan hak-hak saudaranya, sungguh luar biasa.
Pagi ini aku sedikit mendapatkan sebuah inspirasi yang luar biasa dari seorang tokoh,seorang guru, seorang kyai, seorang pahlawan bangsa. 143 tahun yang lalu ,1 agustus 1868,lahir seorang tokoh bangsa,tokoh ulama ,tokoh pendidikan dari bangsa ini. Di perjalanan hidupnya, beliau mampu melahirkan karya-karya besar, bukan hanya bermanfaat bagi dirinya, akan tetapi juga bermanfaat untuk orang lain, agama dan bangsanya.
Lalu, bagaimanakah dengan aku?. 1 Agustus, 25 tahun lalu aku dilahirkan, akan tetapi belum ada sesuatu hal yang berarti yang bisa ku berikan, belum ada sebuah karya yang aku hasilkan. Menulis gagasan-gagasan pun aku masih kesulitan, belum banyak hal yang bisa kuberikan ke keluarga, masyarakat, agama, dan bangsa ini.
Akan tetapi, salahkah aku jika aku mempunyai sebuah cita-cita sebagaimana cita-cita K.H Ahmad Dahlan?Salahkah aku jika aku mempunyai sebuah kegelisahan yang sama yang mungkin beliau rasakan juga. Memang, aku dilahirkan dari keluarga biasa, tidak dibesarkan dari keluarga santri atau pesantren, tidak dibesarkan dilingkungan Muhamadiyah, akan tetapi KH.Ahmad Dahlan , pagi ini menginspirasiku, untuk bisa berbuat lebih bagi orang lain, bisa  memberikan manfaat bagi orang lain.
Masalah bangsa ini juga menjadi masalah kita sebagai warga negaranya, keresahan bangsa ini adalah keresahan kita sebagai penduduknya. Salahkah, temen-teman kami yang hidup di pelosok desa menginginkan pendidikan yang lebih baik?salahkah teman-teman kami yang hidup di desa, yang makan nasi tiwul, yang mium air tajin untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik untuk menggapai cita-cita mereka?apakah orang-orang yang bisa makan roti dan minum susu saja yang berhak mendaptkan pendidikan yang baik?
Begitu banyak sarjana yang telah dihasilkan di negeri kita tercinta ini, begitu banyak kaum-kaum terpelajar yang menghuni negeri ini, akan tetapi kenapa kondisi bangsa kita masih seperti ini?. Bukankah mereka adalah orang-orang yang cerdas, orang-orang yang ahli? Tak sanggupkah para lulusan Sarjana yang cumlaude itu berkumpul untuk mencari solusi permasalahan negeri ini?
Ah..anda terlalu idealis,tidak realistis bung!..saya jadi teringat sebuah tulisan dari kakak sepupu saya,tentang Hutang Kaum Terpelajar? Apa benar kita tidak mampu? Beliau mengutip sebuah perkataan Mao Tse Tung” “ Datangilah orang-orang yang sedang bekerja, perhatikan dengan seksama. Kemudian pulanglah dan rumuskan dalam asas dan teori untuk engkau bawa kembali kepada mereka. Umumnya mereka bekerja hanya dengan landasan pengalaman dan kebiasaan, maka diharapkan dengan asas dan teori yang engkau rumuskan dapat membuat kerja mereka menjadi lebih baik”
Coba jika kita mempraktekkan apa yang diucapkan Mao tersebut di atas. Sarjana pertanian mau menyempatkan bagaimana petani bekerja kemudian berfikir dan mengemukaan solusi agar hasi lebih baik. Sarjana ekonomi menyempatkan ke pasar tradisional sekedar mengamati bagaimana para penjual tersebut bekerja. Mungkin dari sana muncul ide bagaimana mengelola secara lebih baik. Saya tidak berpretensi bahwa hal ini dapat dicapai dalam jangka waktu yang singkat. Tapi cobalah, kita menyempatkan untuk memperhatikan rakyat kita dan sedikit keringat dan konsentrasi semoga ada tawaran solusi. Tapi jelas kalau menyempatkan saja tidak mau, bagaimana akan bisa memberi solusi. Apalagi jika memperhatikan rakyat hanya sekedar memperhatikan rakyat dalam statistic.
Benar memang, perkataaan orang, bahwa “JASMERAH” Jangan lupakan sejarah!. Dengan sejarah kita bisa belajar, dengan sejarah kita bisa mengambil pelajaran, dengan sejarah kita bisa mengambil hikmah. Pagi tadi, dengan membaca buku sejarah seolah menamparku,mengingatkan ku, “Hai Taufiq! 25 tahun hidupmu di dunia, kamu sudah berbuat apa!berapa besar kemanfaatan yang telah kau berikan!”Aku hanya bisa diam tertunduk malu,aku akui, belum apa-apa,belum ada apa-apa.
Jika para kaum terpelajar dulu bahu membahu memperjuangkan kemerdekaan bangsanya?bagaimana dengan kita, yang mengaku Sarjana?tapi ternyata tak sebijak yang dikira, tak sebijak orang-orang diluar sana yang dengan segala keterbatasannya memberikan kemanfaatan bagi orang lain. Jika konsekuensi iman adalah amal sholih, amalan apa yang sudah kita berikan? Jika sebaik-baik manusia adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain, kemanfaatan apa yang telah kita berikan?
Dimulai dari hal yang kecil, dimulai dari diri sendiri, dan dimulai saat ini juga.  Allah masih memberikan kesempatan hidup buat kita sampai saat ini, belum ada kata terlambat untuk berbuat, walaupun kecil.
25 Tahun Ya Rabbana
Hamba Hidup di dunia
Hamba Penuh Dosa
Hamba Mohon Ampun
1 Agustus 2011, dua puluh lima tahun hamba hidup di dunia, tetapi belum banyak amalan yang hamba perbuat.Semoga, Allah memberikan kekuatan untuk mencapai mimpi-mimpi hamba.Amin Ya Rabb.Sebuah Nasehat yang ditulis  KH.Ahmad Dahlan untuk beliau sendiri, yang saya adaptasi,semoga menjadi pengingat .
Wahai Taufiq, sungguh di depanmu ada bahaya besar dan peristiwa-peristiwa yang akan mengejutkan engkau, yang pasti harus engkau lewati. Mungkin engkau mampu melewatinya dengan selamat, tetapi mungkin juga engkau akan binasa karenanya. Wahai Taufiq, coba engkau bayangkan seolah-olah engkau berada seorang diri bersama Allah, sedangkan engkau menghadapi kematian, pengadilan, hisab, surga, dan neraka. Dan dari sekalian yang engkau hadapi itu, renungkanlah yang terdekat kepadamu, dan tinggalkanlah lainnya (diterjemahkan oleh Djarnawi Hadikusumo).


Jakarta,waktu dhuha,1 Ramadhan 1432 H/ 01 Agustus 2011
_refleksi perenungan diri,25 tahun hamba di dunia_
M.Taufiq Hidayat

.
Read more »

Senin, 08 Oktober 2012

BUKU BARU

Alhamdulillah telah terbit buku pertama saya, semoga dapat menginspirasi dan memberikan manfaat bagi sesama. Buruan di order, persediaan terbatas, sebagian hasil penjualan insyaallah akan di sedekahkan kepada anak yatim piatu, mari berbagi mari peduli, karena peduli adalah solusi
.
Read more »

Jumat, 14 September 2012

KAOSKU TERBALIK


Pagi itu, seperti biasa kuawali dengan beberapa aktivitas pribadi. Mandi dan menyetrika baju seragam putih untuk ke kantor,maklum baju putih yang kemarin sudah terlihat kotor terkena asap Metro Mini.Setelah mandi,ku bergegas memakai pakaian,dan sedikit berkaca di cermin untuk merapikan baju dan rambutku yang kelihatan jabrik acak-acakan,dikarenakan efek penebangan liar yang berlebihan beberapa bulan yang lalu,sehingga rambutku tampak berdiri menghadap langit.Setelah selesai, akupun segera berangkat ke kantor bersama rekan kantorku. Metro mini 75 tetap menjadi pilihan,bergerak merayap melintasi jalan di daerah mampang yang sangat padat.

Beberapa menit kemudian, sampailah aku di kantor, ku taruh tasku di ruangan sambil ngadem.Beberapa rekan kerjaku yang lain ternyata sudah datang.Seperti biasa kami beraktivitas di pagi itu,tak ada yang special. Hingga saat aku berdiri,da seorang rekan kerjaku ,seorang ibu-ibu mengingatkan ku,”eh..pakai kaos dalemnya kebalik ya?masak mereknya di depan?” Aku pun langsung mengeceknya,dan ternyata….memang benar-benar terbalik,..Ha..ha.ha..rekan yang lain pun tertawa terpingkal-pingkal.Wah ternyata sejak berangkat dari kost,dan naik Metro mini tadi ,aku sudah memakai kaos dalam terbalik,wkk…Aku pun bergegas ke belakang ,dan memakai kaos dalam itu dengan benar.Ha..ha emang konyol,padahal sebelum memakai baju putih tadi pagi sudah berkaca di depan cermin,tapi tetap saja aku nggak sadar telah melakukan ‘kekonyolan” seperti itu.

Sahabat, aku pun hanya bisa tersenyum ketika mengingat peristiwa hari itu. Seringkali kita merasa telah melakukan segalanya sebaik mungkin ,ternyata ada bagian tertentu yang terlewatkan.Seringkali kita sudah meluangkan waktu untuk bercermin diri,instrospeksi diri, melihat kekurangan dan kelebihan pribadi agar kita menjadi lebih baik.Akan tetapi masih saja ada beberapa hal yang belum sempat kita koreksi, belum sempat kita lihat. Di sinilah fungsi dan peran sahabat yang baik.Memberikan kritikan dan masukan buat kebaikan kita,memberikan pengingatan ketika kita salah,meberikan saran buat kebaikan diri kita.Karena walaupun kita telah bercermin diri,seringkali ada beberapa sudut yang belum kita lihat,dan sahabat kadangkala memberikan sebuah pandangan ataupun masukan terhadap sudut –sudut yang tidak terlihat itu.Tak perlu marah,tak perlu merasa malu ataupun gengsi untuk menerima saran yang baik, karena sejatinya, saran yang baik yang disampaikan sahabat kita itu adalah untuk membuat diri kita tetap baik dan menjadi lebih baik.Terimalah saran dari sahabat mu dengan lapang dada, terimalah segala masukan darinya,karena hanya teman yang baiklah yang mau mengingatkan kita agar tidak terjatuh ke lubang.Berterimakasih lah dan bersyukurlah jika kita dianugerahi sahabat-sahabat yang senantiasa ringan dalam memberi nasehat, mengingatkan ketika kita salah dan memberikan masukan buat kebaikan kita.
Terimakasih ..terimakasih, semoga Tuhan memberikan balasan kepada sahabatku semua yang rela memberikan masukan,saran,nasehat serta pengingatan kepada saya ,agar tetap berada dalam kebaikan dan menjadi lebih baik lagi.Terimakasih sahabat,…karena tak semua sudut tempat mampu ku lihat ketika aku bercermin.(top)
Read more »

BAPAK KU KO PAJA, IBUKU METRO MINI


Seperti biasa,sore itu ku bergegas keluar dari kantor. Dengan langkah agak gontai , kulangkahkan kakiku untuk menuju halte bis dekat mabes polri. Kebetulan saat itu badanku sedikit meriang.,,rasa capek, polusi dan sesaknya kota jakarta semakin membuatku ingin segera sampai di kost untuk istirahat.

Akhirnya tak berapa lama, yang ditunggu telah datang, metro mini 75…dengan warna dan bentuknya yang khas. Alhamdulillah dapat tempat duduk, lumayanlah walaupun bau dan agak kotor, masih lumayan nyaman. Sang sopir pun langsung tancap gas…wus..wus…, emang mungkin sopir metro mini punya bakat jadi pembalap, Siat…siut..belok kanan kiri….rem mendadak hal yg wajar…mengemudikan bus tua ditengah macet dan padatnya jalanan jakarta..salut deh buat pak sopir.

Ah dasar…setiap naik metro mini dan duduk, bawaannya ngantuk melulu, mata terasa berat..asap mengepul tak mampu mengalahkan rasa kantukku…setengah sadar, menikmati juga, lumayanlah dapat tidur di metro mini..he.he.

Sesampainya di lampu merah mampang prapatan, dapat ku tebak, disana nanti akan naik beberapa pengamen kecil. Eh benar…kali ini emang yang masuk dua anak kecil-kecil, lebih kecil dari biasanya. Dengan ceria dan sambil tertawa mereka berebut masuk duluan ke bis,,aku duluan,,aku duluan teriak mereka. Setelah keduanya masuk ke dalam metro mini, aksi panggung pun di mulai,,tanpa gitar tanpa alat, cukup dengan mulut, tepukan tangan dan beberapa amplop kosong. Mereka berdua mulai menyanyi..ku amati mereka…salah satunya masih sangat kecil, sekitar seumuran anak tk. “ asmala….”.satu kata yg kudengar dari mulut kecilnya. Dengan PD nya mereka nyanyi dengan ceria walau terdengar fales dan agak sedikit cedal mereka tetep melanjutkan menyanyi,,eh si kecil malah mengeraskan suaranya. Aku hanya bisa tersenyum….Sekitar 3 menit kemudian aku harus turun, tak lupa amplop sakti mereka kuserahkan, walaupun tidak banyak , semoga menjadi rejeki halal mu dik.’gumamku dalam hati’
Tak sempat ku tanya siapa namanya, tak sempat ku tanya berapa umurnya, sekolah kelas berapa, dimana rumahnya, siapa ibunya..aku pun turun dari bus, kulihat dari kejauhan,,mereka masih meneruskan aksi panggungnya..
Sambil berjalan menuju kost, sedikit ku berpikir dan merenung..alangkah beruntungnya diriku..walaupun dibesarkan di desa, ku tak pernah disuruh mengamen di waktu tk, aku masih dapat meraskan nikmatnya bermain,bersama teman-teman. Aku hanya bisa menghela nafas dalam –dalam. Pemandangan semacam ini biasa di temui di kota-kota besar negeri ini, apalagi Jakarta.
Sahabat..cobalah sejenak kita merenung, ..boleh jadi menjadi pengamen bukanlah keingnan dari anak itu. Ingin sekolah, ingin bermain,ingin mainan yang ini , ingin baju bagus..makan enak, anak kecil ini pun tentu menginginkannya. Akan tetapi di usianya yang terbilang masih balita, dibawah lima tahun dia harus berjuang untuk memperoleh uang. Kemiskinan..menjadi salah satu faktor utama, Si orang tua pun bahkan ada yang menyuruh atau mungkin memaksa anaknya yang masih kecil untuk mengamen di jalan dan bis kota. Ancaman bahaya kecelakaan,kekerasan,pemalakan,terus mengintai mereka, tak sebanding dengan apa yang mereka dapat. Berpeluh keringat, menghabiskan waktunya di jalan dan bis kota. Seolah –olah, jalanan, metromini dan kopaja adalah orang tua mereka, dikarenakan waktu bersama metro mini boleh jadi lebih banyak daripada waktu mereka bercengkrama dengan bapak ibunya. Padahal anak sekecil itu berada dalam fase hidup yng ingin bermain,membutuhkan kasih sayang yang lebih dari orang tuanya. Akan tetapi..faktor ekonomi dan kemiskinanlah yang kadang membuat orang tua tega memaksa anaknya yang masih balita untuk mencari makan untuk bertahan hidup. Bahkan karena kelemahan iman ..orang tuapun kadang tega membuang dan menelantarkan anak-anaknya.
Anak adalah anugerah dan titipan dari Tuhan, tak sepantasnyalah kita menyia-nyiakan amanat dari Tuhan. Alangkah malunya diri ini , belum bisa berbuat banyak untuk mereka ,di negeriku yang kucintai ini, masih begitu banyaknya balita dan anak-anak kecil yang tiap hari mereka menghabiskan waktunya di jalanan, tiap hari meraskan kelaparan , menghirup asap-asap hitam knalpot bus dan kendaraan. Berpeluh keringat,,menjajakan suara hanya untuk sekedar memperoleh uang untuk makan dan jajan.
Ya Allah, karuniakanlah kepada bangsa kami ini generasi-generasi yang kuat, sehingga pemandangan seperti ini sedikit demi sedikit hilang dari negeri kami. Semoga anak kecil tadi ketka aku tanya siapa nama bapak ibumu?dia tidak menjawab “ Bapakku Ko Paja dan ibuku Metro Mini”


#Jakarta,210710#
Read more »

Rabu, 12 September 2012

PEMAAF ADALAH SIFAT PARA PEMENANG


Di kisahkan, bahwa sahabat Nabi Abu Bakar As-Sidiq mempunyai seorang kerabat yang karena kemiskinannya maka sahabat Abu Bakar menanggung seluruh biaya hidupnya. Dia adalah sahabat Misthah bin Utsatsah. Akan tetapi ketika muncul sebuah peristiwa  berita dusta terhdap Aisyah ra , Abu Bakar pernah sangat marah terhadap Mistah Bin Utsatsah, karena sahabat ini turut andil  dalam  tesebarnya fitnah itu. Peristiwa ini terjadi ketika kaum muslimin dalam perjalanana pulang dari perang bani mustahaliq. Sampai akhirnya setelah peristiwa itu, Abu Bakar bersumpah” Demi Allah, saya tidak akan membiayainya lagi karena ucapan yang diucapkannya kepada Aisyah”. Abu Bakar bersumpah dengan nama Allah bahwa dia tidak akan membiayai lagi Mistah Bin Utsatsah. Allah kemudian menurunkan firmannya : "Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya). Orang –orang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.“ QS An-Nur : 22
Ketika dibacakan ayat ini Abu Bakar lalu berkata : “ Demi Allah, sungguh aku ingin mendapatkan ampunan Allah, kemuadian Abu Bakar memaafkan Mistah Bin Utsatsah dan kembali menanggung biaya hidupnya. Mistah Bin Utsatsah seorang muhajirin dan juga ikut berperang dalam perang Badar, akibat perbuatannya dalam menyebarluaskan desas-desus berita fitnah tersebut dikenakan  hukuman dera (haddul qadzaf) sebanyak delapan puluh cambukan. Hukuman dera yang diterima Mistah Bin Utsatsah telah membersihakan dosanya itu.
Sahabat, sungguh mulia akhlak dari Abu Bakar,  beliau memaafkan Mistah Bin Utsatsah, orang yang turut andil akan tersebarnya desas desus yang menimpa putrinya Aisyah ra, padahal Mistah Bin Utsatsah adalah  orang yang selama ini dia tanggung biaya hidupnya. Seperti manusia biasa, Abu Bakar pun marah, bahkan beliau sampai bersumpah untuk tidak membiayai lagi Mistah bin Utsatsah, hingga akhirnya turun ayat dalam QS. An Nur ayat 22. Dalam surat tersebut di jelaskan agar Abu Bakar memaafkan dan berlapang dada, serta tetap memberikan bantuan kepada mistah agar Abu Bakar mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Kisah ini menunjukkan bahwa Abu Bakar adalah orang yang bersegera memenuhi panggilan Allah untuk memaafkan. Beliau adalah orang yang bersegera tunduk dengan perintah Allah. Beliau tundukkan hawa nafsu enggan memaafkan karena telah tersakiti dan dikhianati, semata-mata mengharapkan ampunan Allah.
Sahabat, bagaimanakah dengan kita? pernakah anda merasa marah dan kesal atas kedhaliman orang lain terhadap diri kita?. Apa yang sahabat rasakan ketika kita mendapatkan cacian, fitnah ataupun perlakuan buruk dari orang yang selama ini kita bantu kesulitannya, kita selesaikan permasalahannya? Secara naluriah mungkin kita akan merasa sangat marah, hati kita menjadi bergejolak, timbul rasa keinginan yang kuat untuk membalas perlakuan orang yang telah mendholimi kita, bahkan bisa jadi seperti apa yang dilakukan oleh Abu Bakar, kita bersumpah untuk tidak memberikan bantuan ataupun pertolongan kepadanya lagi.
Sahabat, memberi maaf dan berlapang dada seperti Abu Bakar dalam memenuhi  seruan dari Allah dalam surat An Nur:22 diatas bukanlah perkara yang mudah. Dibutuhkan keimanan dan ketundukan kepada Allah SWT. Memberi maaf kepada orang yang mendholimi kita padahal orang itu adalah orang yang selama ini kita bantu, bukanlah perkara yang mudah. Butuh sebuah perjuangan untuk menundukkan emosi, dan hawa nafsu agar ia mampu menjadi seorang pemenang. Pemenang dari bentuk dendam dan emosi yang merupakan penyakit-penyakit hati.
Keteladanan Abu Bakar dalam menghadapi Misthah Bin Utsatsah yang masih kerabatnya sendiri, serta salah satu muhajirin dan sahabat yang ikut berperang dalam perang Badr perlu kita contoh. Jika saat ini, orang yang selama ini kita bantu anak-anaknya untuk belajar mengaji, orang yang kita bantu dengan berbagai pelayanan kesehatan gratis, berbagai acara bazaar sembako murah, berbagai bantuan bencana alam, orang yang kita bela hak-haknya, tetapi orang tersebut malah mencaci maki kita, memfitnah kita, mencibir kita, maka maafkan dan berlapang dadalah. Marilah kita tiru Abu Bakar, teruskan lah baksos-baksos itu, teruslah mengajar anak-anak belajar mengaji, teruslah mengajar majelis-majelis taklim, teruslah membela hak-hak kaum muslimin, teruslah cepat dan tanggap dalam membantu korban bencana alam, teruslah memberikan pelayanan kesehatan gratis, teruslah bantu mereka dalam menyelesaikan persoalan-persoalan hidupnya, teruslah seperti itu, agar engkau menjadi pemenang dengan mengharapkan ampunan dari Rabb mu.
Sahabat, teruslah berbuat baik, teruslah menolong, teruslah bersikap baik sekalipun orang yang telah kita bantu mencaci dan mendholimi kita. Maafkan lah dan berlapang dadalah wahai sahabat, karena memberi maaf dan berlapang dada adalah sifat para pemenang, pantaskan diri kita menjadi hamba-hamba yang pemaaf , yakinlah akan janji Allah, bahwa kemenangan itu akan datang.
Wallahua’lam bi showab
Referensi : Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthy ,Sirah Nabawiyah. Robbani Press, 1999
Read more »

Selasa, 04 September 2012

JANGAN MARAH

Ada sebuah kisah dari seorang ayah bijak yang menasehati anak lelakinya yang suka marah-marah dan temperamental. Suatu pagi si anak diajak ke kandang sapi di samping rumahnya.” Nak, ayo kita tengok kandang sapi kita, sambil tolong bawakan sekarung paku dan jangan lupa bawa palunya”.” Siap yah, paku dan palunya sudah aku siapkan semua”.Bergegaslah ayah dan anak ini menuju kandang sapi di samping rumahnya, setibanya di sana sang ayah mengatakan”Anakku, jika engkau marah maka tanamkan paku di  pagar kandang sapi milik kita ini, semakin engkau marah,pukulah keras-keras paku itu,begitu seterusnya”.
Sejak saat itu, ketika si anak marah-marah kepada orang lain, dia membenamkan satu paku di pagar, semakin ia marah semakin keras ia pukul paku itu. Sebulan kemudian, dengan bangga dia menunjukkan hasil karyanya itu kepada ayahnya. “Ayah, nie hamper semua pagar di kandang sapi kita dah penuh dengan paku-paku yang aku tancap kan, hebat kan?!”. Sang ayah pun hanya tersenyum, sambil berkata “ Baiklah nak, sekarang jika kamu mampu menahan marah, atau bahkan bisa minta maaf kepada orang lain, cabut paku itu satu persatu, sanggup nggak?”.”Oke yah, aku sanggup”jawab si anak.
Sebulan kemudian, ayahnya bertanya”Sudahkah semua paku di cabut?”. Dengan mantab dan bangganya si anak menjawab”Tentu sudah dong yah. Sambil tersenyum, si Ayah mengajak anak laki-laki nya itu semakin mendekat ke pagar sambil berkata “ Nak, memang semua paku yang telah engkau tanam sudah dicabut, tapi lihatlah dengan seksama, bekas-bekas lubang paku itu masih terlihat dengan jelas. Hal itu berarti ketika kita marah, kita menanamkan luka yang dalam di hati orang tersebut, walapun akhirnya kita sudah meminta maaf,hal itu tetap meninggalkan luka hati yang menganga.
………………………………………………………………………………………………
Sahabat, tentunya anda pernah merasakan marah, sebuah rasa yang membuat diri kita tidak nyaman, sebuah rasa yang membuat dada kita seolah-olah sempit , sesak, urat-urat menegang, mata merah, rasa panas seolah-olah  ada bara yang menyala dalam dada kita. Marah adalah tabiat yang pasti ada dalam diri manusia, akan tetapi yang menjadi permasalahan adalah bagaimanakah cara kita melampiaskan kemarahan kita, apakah proporsional atau tidak, apakah pas atau tidak.
Kematangan emosi kita akan di uji saat kita mengalami gejolak emosi dan kemarahan, dengan apakah kita melampiaskannya,mampukah kita mengontrolnya?. Kadangkala karena ketidakmampuan kita mengontrol amarah, maka seringlah keluar umpatan-umpatan, tindakan-tindakan dan perangai kasar dari diri kita, dan itu menyakiti orang di sekitar kita. Betapa banyak kasus seorang suami menganiaya istrinya, seorang ayah menganiaya anak nya, seorang anak membunuh orang tuanya, seorang teman melukai sahabatnya, seorang atasan memaki dan mempermalukan bawahannya, itu semua terjadi karena kita kurang bisa mengontrol rasa marah ini. Mengobati luka paku yang telah di tancapkan bukanlah sebuah proses yang mudah, seringkali luka-luka itu menjadi sebuah dendam, menjadi sebuah kebencian yang semakin lama semakin besar, dan hal itu kadang tak cukup hanya dengan meminta maaf ataupun sungkem di hari raya.
Sahabat, sudah sepantasnyalah kita mnyadari bagaimana respon kita menghadapi kemarahan.Sebagai seorang muslim kita diajarkan untuk mempunyai akhlak yang baik sebagai buah dari keimanan kita. Seorang muslim adalah orang yang mempunyai akhlak terpuji, berhias dengan kesabaran dan rasa malu, berpakaian tawadhu dan kasih sayang kepada sesama. Dalam dirinya terpancar tanda-tanda kejantanan, mampu menahan segala beban, pemaaf, serta mempunyai wajah yang berseri-seri dalam keadaan apapun.
Dan ternyata Rasulullah saw telah memberikan arahan kepada seorang sahabat yang meminta nasehat, dengan sebuah ungkapan dan nasehat yang sanga singkat” Jangan marah!”. Sebagaimana tersebut dalam sebuah hadist: Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ada seorang lelaki berkata kepada Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam“Berilah saya nasihat.” Beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan marah.” Lelaki itu terus mengulang-ulang permintaannya dan beliau tetap menjawab, “Jangan marah.” (HR. Bukhari). Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rohimahulloh juga mengatakan, “Bukanlah maksud beliau adalah melarang memiliki rasa marah. Karena rasa marah itu bagian dari tabi’at manusia yang pasti ada. Akan tetapi maksudnya ialah kuasailah dirimu ketika muncul rasa marah. Supaya kemarahanmu itu tidak menimbulkan dampak yang tidak baik.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kemarahan mempunyai dampak  negatif  terhadap diri kita sendiri dan masyarakat. Dampak negatif ini bersifat fisik, akhlak dan ruhiyah. Ketika kita marah, warna kulit berubah, tekanan darah naik, badan gemetar, gerakan kacau,suara meninggimembentak,mencaci dan boleh jadi mengeluarkan kata-kata yang diharamkan.Bahkan dalam buku Emosi Yang Mematikan, Don Colbert, MD, mengatakan bahwa kemarahan memiliki dampak terhadap munculnya penyakit- penyakit seperti hipertensi, sakit maag, jantung,tremor, dan bahkan kanker. Sedangkan dampaknya terhadap masyarakat kemarahan akan melahirkan rasa iri dan dendam, permusuhan antara karib kerabat, putusnya tali silaturahmi, kebencian yang menjalar, kerusuhan,tawuran, sehingga kehidupan masyarakat menjadi rusak dan hancur.
Sahabat, begitu hebat dan merusaknya dampak dari kemarahan yang tidak terkontrol,apa jadinya keluarga jika setiap anggota keluarganya selalu diliputi rasa marah, apa jadinya masyarakat jika setiap warganya diliputi ras dendam, rasa marah, apa jadinya sebuah negara jika seorang pemimpin, pejabat-pejabatnya selalu diliputi rasa benci dan dendam? Tentu akan timbul keruskan yang ada di bumi ini.

Tips Mencegah Marah
DR. Musthafa Dieb Al-Bugha dalam bukunya Al Wafie Fi  syarhil Arba’in An –Nawawiyah menyebutkan beberapa tips mencegah atau meredam kemarahan, diantaranya adalah :
1.               Melatih jiwa dengan akhlak terpuji, seperti sabar, lemah lembut, tidak tergesa-gesa dalam segala hal dan lain sebagainya.
2.               Mengingat-ingat dampak dari marah, keutamaan meredam amarah dan keutamaan memaafkan orang yang berbuat salah. Allah swt. Berfirman : “ Dan orang yang bisa meredam amarah dan memaafkan orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berlaku ihsan.” (QS. Ali ‘Imron : 134).
3.               Ta’awudz, (mengucapkan Audzu billahi minasyaithonirrojiim).Allah swt. berfirman “ Dan jika engkau ditimpa godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” ( QS. Al-A’raf: 200)
4.               Mengubah Posisi
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam juga pernah menasihatkan, “Apabila salah seorang dari kalian marah dalam kondisi berdiri maka hendaknya dia duduk. Kalau marahnya belum juga hilang maka hendaknya dia berbaring.” (HR. Ahmad, Shohih)
5.               Menghentikan Bicara
Rasulullah saw . bersabda. “ Jika salah seorang diantara kamu marah maka diamlah.”Nabi saw. Mengucapkannya tiga kali” (HR.Imam Ahmad,Tirmidzi, dan Abu Dawud)
6.               Berwudhu.
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya amarah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api. Jika seorang di antara kalian marah maka berwudhulah.” ( HR.Ahmad dan Abu Dawud).
Marah karena mencari keridhaan Allah swt
Marah yang harus dijauhi oleh setiap muslim adalah marah yang didasari dendam dan bukan untuk membela ajaran Allah swt. Adapun marah untuk membela agama Allah swt, atau membela kehormatan seorang muslim yang diinjak-injak, maka marah seperti ini diperbolehkan.Dalam riwayat Bukhori disebutkan bahwa Rasulullah saw lebih pemalu daripada seorang gadis dalam pinangan. Jika beliau melihat sesuatu yang tidak disukai, makakami bisa mengetahui dari wajahnya.” Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah saw, tidak pernah marah. Namun jika larangan Allah dilanggar, maka tidak ada sesuatu pun yang dapat meredam kemarahannya’ (HR.Bukhari, Muslim,dan yang lain).
Sahabat,sejenak marilah kita evaluasi diri kita, kita latih terus diri kita agar mampu menempatkan marah sesuai tempatnya, mampu mengontrol emosi sebagai ciri kematangan jiwa kita, Berfikir kembali, merenung, kenapa kita harus marah, dan apa dampak nya ketika kita marah. Cepat marah adalah tanda lemahnya seseorang, meskipun ia memiliki lengan yang kuat dan badan yang sehat sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda” Orang yang kuat, bukanlah karena jago dalam gulat. Orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasai dirinya ketika marah” (HR.Bukhari dan Muslim).Oleh karena itu sahabat, jadilah hamba-hamba Allah yang kuat, hamba Allah yang tidak mudah marah.Jangan Marah!
Wallahua’lam bi showab.

Read more »

Minggu, 15 Juli 2012

BORN TO FIGHT


Sahabat semua, sesungguhnya kita semua dilahirkan untuk menjadi fighter, menjadi seorang pejuang menjadi seorang mujahid. Kita dilahirkan untuk menjadi pejuang, berjuang untuk kehidupan kita mengukir prestasi dan meretas sebuah karya, berjuang untuk menciptakan sejarah kehidupan kita.
Sahabat, hidup ini adalah perjuangan, tidak ada hidup tanpa perjuangan, ingatkah kita ketika dulu sel sperma berjuang mengalahkan lawan-lawannya, bukankah di antara 250an juta sperma yang terpancar hanya ada satu yang berhasil bertemu dengan sel telur? Itu adalah kita. Sadarkah kita peristiwa ini adalah peristiwa yang membawa pesan tentang perjuangan.
Ketika lahir ke dunia dan tumbuh menjadi balita, kita juga mengalami sebuah episode perjuangan di dalamnya, mengingat kembali ketika kita belajar mulai dari tengkurap, belajar merangkak belajar berdiri, perjuangan yang luar biasa, jatuh bangun, lecet, terluka tapi semangat kita waktu itu sungguh luar biasa, kita terus belajar dan belajar.
Begitulah, ternyata ini juga menggambarkan tentang kehidupan kita bahwa kadangkala di dalam hidup kita tidak selamanya berlari, tapi kadangkala kita harus berjalan atau bahkan merangkak.
Sahabat semua, kualitas manusia dapat diukur salah satunya dengan seberapa besar perjuangan yang telah dilakukannya, seberapa besar pengorbanan bagi apa yang dia yakini dan perjuangkan. Perjuangan memunculkan sebuah kepahlawanan, kepahlawanan senantiasa berbanding lurus dengan perjuangan, biasanya orang yang mendapat gelar pahlawan juga dilihat dari perjuangan yang telah dilakukannya, akan tetapi sahabat, perjuangan kita tentunya bukan untuk mengharapkan akan sebuah gelar pahlawan, melainkan Ridha Allah-lah tujuan yang ingin kita capai dari perjuangan kita.
Kita semua dilahirkan sebagai fighter, kita semua terlahir dengan naluri kepahlawanan, kita semua terlahir dengan berbagai potensi yang terpendam yang siap digunakan untuk bekal sebuah perjuangan, kita semua diciptakan dalam sebaik baik bentuk oleh Allah “Sungguh, kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Qs At-Tin: 4).
Sahabat, seorang yang memutuskan bahwa dirinya adalah seorang pejuang, merekalah orang-orang yang akan mampu menghancurkan batasan-batasan, merekalah orang–orang luar biasa, merekalah orang-orang yang mampu membuat sebuah perubahan menuju sebuah keadaan yang lebih baik, menuju sebuah prestasi yang lebih baik, merekalah orang–orang yang mampu menciptakan peluang-peluang, melihat sebuah celah kemungkinan untuk berkarya dan berhasil.
Sekarang, akankah semangat perjuangan itu masih ada dalam diri kita? Kita ingat kembali perjuangan-perjuangan yang telah kita lewati dalam berbagai episode kehidupan kita, kita tatap medan perjuangan yang telah menantang di depan kita, sungguh hidup ini penuh perjuangan. Apakah Kita termasuk Pejuang? Ataukah Pecundang?
Wallahua’lam bi showab.




Read more »

NIKMATI UJIANMU


Sahabat, tentunya kita semua pernah merasakan sebuah ujian kehidupan, tentunya kita semua pernah merasakan terpaan musibah, kita semua mungkin pernah merasakan pahitnya kegagalan, dan beratnya tantangan. Itulah dinamika kehidupan, karena hidup ini pastilah dihiasi dengan berbagai problematika dan dilematika.
Wahai sahabat, ujian, tantangan, musibah semuanya adalah sunnatullah. Allah akan menguji setiap hamba-Nya dengan berbagai ujian untuk memilah-milah siapakah yang keluar sebagai pemenang atau sebagai pecundang, siapakah yang bersabar dan siapakah yang tidak, siapakah yang bersyukur siapakah yang ingkar.
Sahabat, Allah tidak akan membiarkan begitu saja kita mengatakan beriman tapi pastilah ada konsekuensi yang harus kita tempuh, ya… sebuah ujian untuk membuktikan keimanan kita. ” Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta (Q.S Al-Ankabut ayat 2-3).” Lihatlah wahai sahabat, bahwa bukan hanya kita saja yang diuji oleh Allah, orang-orang sebelum kita pun pernah diuji.
Sahabat, seperti sebuah sunnatullah semakin tinggi pohon akan semakin besar pula angin dan badai yang akan menerpanya, ujian akan menaikkan derajat dan mutu kita. Bukankah kemurnian emas itu berasal dari kobaran api yang menyala? Kuatnya baja juga karena dilebur dengan api yang membara? Kuatnya batu bata juga berasal dari proses pembakarannya? tahukah kita bahwa indahnya guci yang di pajang di etalase juga berasal dari berbagi proses yang telah dilaluinya, berawal dari tanah yang disaring diinjak-injak di banting dibakar, dengan itulah tanah itu menjadi bernilai, akan sangat berbeda dengan seonggok tanah yang tidak diproses seperti itu dia akan menjadi tanah yang biasa.
Sahabat jika ujian adalah sebuah konsekuensi atas keimanan kita, apakah kita akan lari? Bukankah ujian itu harus kita hadapi? seberapa pun beratnya, seberapa pun pahitnya, sungguh kadang kita merasa bahwa diri kita adalah orang yang paling berat diuji oleh Allah tapi lihatlah wahai sahabat, orang –orang beriman sebelum kita lebih berat ujian yang mereka terima, lihatlah di luar sana , mungkin banyak orang yang lebih berat ujiannya daripada kita.
Sahabat, yakinlah bahwa ujian Allah setara dengan kemampuan kita, ujian Allah selaras dengan kondisi kita “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (QS. Al-Baqarah: 286). Sahabat jalani saja ujian yang menerpa kita, jalani saja hidup ini dengan kewaspadaan, nikmati saja prosesnya, persiapkan diri kita untuk melanjutkan langkah-langkah kita selanjutnya, teruslah melangkah, mohonlah kepada Allah untuk diberikan punggung yang kokoh untuk memanggul segala ujian yang menerpa, ingatlah Allah lebih tahu yang terbaik buat kita.
Sahabat, nikmati saja ujianmu, enjoy sajalah, teruslah melangkah menatap medan perjuangan yang semakin menantang di depan sana.
Wallahu’alam bi showab.



Read more »

BERISTIRAHATLAH SEJENAK


Sahabat, ketika aktivitas kita begitu padat, agenda-agenda menumpuk, pekerjaan dan tugas- tugas belum tertunaikan, pernahkah Anda merasakan kelelahan? Ya, tentu Anda pernah mengalaminya, rasa lelah yang amat sangat dikarenakan terkurasnya energi kita dalam melaksanakan rutinitas harian kita, terkurasnya energi kita dalam menjalankan amanah yang dibebankan, letih, lelah dan kadang kita merasakan kebosanan yang luar biasa. Apakah ini salah? Bagi saya ini tidak salah, itulah fitrah manusia yang kadangkala merasa jenuh, merasa lelah dan bosan. Kita adalah manusia, kita bukan robot, tubuh kita juga mempunyai hak-hak yang harus kita tunaikan.
Sahabat, kelelahan seringkali bukan hanya menimpa fisik kita saja, tapi kelelahan juga dapat menjangkiti jiwa- jiwa kita. Rasa bosan, kemalasan, kekeringan spiritual dapat pula menjangkiti ruh dan jiwa kita. Ternyata bukan hanya fisik kita saja yang dapat lelah, tapi jiwa dan ruh kita juga dapat merasakan lelah.
Kelelahan fisik dapat kita atasi dengan cukup istirahat, menambah asupan gizi, serta mengkonsumsi vitamin dan makanan lain yang mengandung nutrisi–nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Memperhatikan hak-hak tubuh kita dengan proporsional.
Bagaimana dengan keletihan ruh dan jiwa kita? Kadangkala keletihan jiwa ini malah menimbulkan efek yang luar biasa bagi diri kita, ketika jiwa lelah, rasa bosan dan malas menyerang, nilai spiritual yang kering, mengakibatkan diri kita malas untuk melakukan sesuatu, bahkan fisik yang sebenarnya sehat pun kadangkala menjadi sulit untuk digerakkan. Apakah memang benar ungkapan di dalam tubuh yang kuat pasti terdapat jiwa yang sehat? Kadangkala kita secara lahiriah tubuh kita tampak sehat, akan tetapi jiwa kita sakit.

Sahabat, beristirahatlah sejenak ketika rasa lelah itu menghampiri kita, menghampiri jiwa-jiwa kita. Ketika ruh ini mulai mengalami kekeringan spiritual, ketika kita merasakan ketidaknyamanan dalam hati kita, ketika kita mulai merasa galau, gundah gulana, gelisah, marah, kacau, maka beristirahatlah sejenak. Renungilah kembali apa yang telah kita lakukan, sediakan waktu khusus untuk bermunajat kepada –Nya. Kembali merenungi dan bermuhasabah diri. Asahlah kembali gergaji spiritualitas kita agar kembali tajam.
Hiburlah jiwa kita, berilah dia asupan nutrisi yang baik, sehingga kekeringan jiwa kita kembali tertetesi oleh embun-embun keimanan. Hiburlah jiwa kita dengan memperbanyak intensitas munajat kita kepada-Nya. Hiburlah jiwa kita dengan mentadaburi ayat-ayat-Nya. Hiburlah jiwa- jiwa kita dengan mendatangi taman-taman surga yang ada di dunia, majelis-majelis penumbuh keimanan, majelis-majelis dzikir. Hiburlah jiwa- jiwa kita dengan memperbanyak silaturahim, mengunjungi orang-orang shalih, mengunjungi karib kerabat. Hiburlah jiwa- jiwa kita dengan membaca kembali sejarah perjuangan para pendahulu kita, membaca kembali sejarah dan biografi Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Sahabat, marilah kita kembali berupaya mengkhusyukan jiwa dan hati kita, yang mungkin merasa lelah dan jenuh atas segala aktivitas dan rutinitas kita. Beristirahatlah sejenak dan bangkitlah kembali. Kembali merenungi perjalanan yang telah kita lakukan, melihat kembali karya yang telah kita torehkan. Beristirahatlah sejenak sahabat, lepaskanlah kepenatan itu, tataplah hari esok dengan kekhusyukan hati dan kedamaian jiwa.
“Belumkah datang saat bagi orang-orang beriman untuk mengkhusyukan hati dalam mengingat Allah dan dalam (menjalankan) kebenaran yang diturunkan. Dan bahwa hendaklah mereka tidak menjadi seperti orang-orang yang telah diberikan Alkitab sebelumnya (dimana) ketika jarak antar mereka (dengan sang Rasul) telah jauh, maka hati-hati mereka menjadi keras, dan banyak dari mereka menjadi fasik” (QS. Alhadid: 16)
Wallahua’lam bi showab.



Read more »

 

Asyiknya Menjadi Ayah

SPIRIT OF LIFE

SETETES EMBUN KEHIDUPAN

Catatanku

SEKILAS INFO