Selasa, 29 Januari 2013

SELAMAT DATANG ANAKKU : MUHAMMAD RAFIF HIDAYAT



Malam itu, sekitar pukul dua dini hari aku mendapatkan sms dari umi mu, dia mengabarkan perutnya mulai mulas dan tidak bisa tidur. Paginya, abi telpon, agar umi segera periksa di bidan terdekat.  Abi sudah mulai khawatir, umi mu akan segera melahirkan,padahal abi masih di jakarta.
                Kurang lebih pukul  07.00 pagi, umi mu sms bahwa dia sudah periksa ke bidan, kata bidan masih bukaan satu, dan umimu di suruh pulang dulu, habis maghrib baru datang ke bidan lagi. Abi pun mulai bingung, Jakarta hari itu sedang dilanda banjir, beberapa alat transportasi tidak beroperasi, bus trans jakarta juga tidak beroperasi, jalan-jalan protokol masih tergenang air. Abi pun mulai mencari-cari informasi lewat berita di televisi, dan internet tentang keadaan jakarta pagi itu.
Niat abi sudah bulat, pagi ini abi harus pulang ke semarang dan mengantarkan serta mendampingi umi mu ke bidan. Beberapa pakaian sudah abi siapkan, keputusan  harus diambil mau pilih mode transportasi yang mana, bis di lebak bulus, tapi sudah kelewat jam paginya, pesawat di Soekarno Hatta,juga belum beli tiket dan takut macet di jalan menuju bandaranya, akhirnya pilihan abi jatuh ke stasiun Gambir,ya mencari kereta paling pagi.
Abi coba telphone taksi, tetapi pagi itu lagi full, susah nyari armada yang kosong dan mau mengantar, akhirnya abi naik bajai ke jalan untuk cari taksi di jalan.Beberapa menit abi tunggu, tidak muncul-muncul juga, padahal abi harus beli tiket kereta dulu. Kereta paling pagi jam 07.30 telah berangkat, kereta berikutnya jam 09.30. Lama dan lama,taksi tdak muncul-muncul, akhirnya abi cari ojek di sekitar jalan itu. Alhamdulillah ada bapak-bapak tua yang mau mengantar. Sempat bapak tukang ojek itu berdiskusi  dengan rekannya tentang jalur yang bisa dilewati. Akhirnya, bismillah kami memutuskan untuk lewat jalur bundaran HI yang saat itu sedang terkena banjir. Sempat rintik-rintik hujan gerimis  membasahi baju abi dan tukang ojek itu, tapi perjalanan kami tetap kami lanjutkan.
Alhamdulillah, bapak tukang ojeknya sangat sabar, dengan pelan namun pasti, kami melewati kubangan-kubangan air yang menggenangi jalanan protokol. Jalan –jalan yang berserakan, lumpur, genangan air, motor mogok, orang berjalan kaki, mobil-mobil yang berjajar, lalu lintas yang semrawut, menjadi poret ibu kota pagi itu. Akhirnya sektitar jam 09.15 abi sampai stasiun, dengan celana sedikit basah, abi berlari menuju toilet untuk cuci kaki lalu bergegas ke penjualan tiket.  Antrian ternyata masih agak panjang, padahal jika sesuai jadwal , 10 menit lagi kereta akan berangkat.
Alhamdulillah, abi akhirnya bisa mendapatkan tiket, dan segera berlari ke kereta. Abi bise menghela nafas dengan lega, kereta belum berangkat. Sekitar pukul 9.40an, kereta Eksekutif Argo Anggrek berangkat, walaupun sempat berhenti lama di stasiun manggarai, mungkin ada masalah karena banjir. Dan akhirnya hal ini berdampak ke jadwal kedatangan yang molor.
############

Akhirnya, sekitar pukul 17.00 abi sampai rumah eyang di semarang, setelah mandi, makan, sholat maghrib, abi dan eyang putri mengantar umi ke bidan. Setelah diperiksa ternyata masih bukaan 3, disuruh banyak jalan-jalan. Abi pun menemani di sana, tamapak jelas, umi mu menahan sakit yang luar biasa ketika terjadi kontraksi. Tapi umi mu nampak kuat, dia nggak berteriak-teriak, apalagi menampar atau mencubit. Cukup dengan menyuruh kami diam, dan tidak berbicara ketika dia merasakan kontraksi. Sambil memegang erat tangan abi,umi mu terus berdzikir sambil menahan sakit.
Kontraksi semakin lama semakin banyak dan intens, sekitar pukul  23.00 umi mu diperiksa  kembali, dan ternyata baru bukaan lima. Umi mu di suruh untuk istirahat, akan tetapi karena menahan rasa sakit yang luar biasa, umi mu tetap terjaga, Abi pun ikut terjaga mendampinginya. Semakin malam, semakin sering kontraksi,..samapi akhirnya umi mu di suruh pindah ke ruang bersalin sama bidannya. Abi pun hanya mendampingi sambil memegang tangan umi mu.
 Sekiar pukul 02.00 WIB, sudah mulai ada tanda-tanda akan melahirkan. Dikarenakan ruang bersalinnya sempit, dan bidan harus di bantu para asistennya, abi disuruh menunggu di luar. Perasaan abi saat itu campur aduk, tidak bisa mendampingi di dalam, walaupun aku masih bisa mendengar suara dari dalam ruang bersalin. Ketika suara aba-aba dari bidan untuk umimu menarik napas, mengejan, degup jantung abi pun berdegup dengan cepat, pasrah dan senantiasa berdoa untuk keselamatan umi dan kamu. Rasa lelah, kantuk, tak mampu mengalahkan kecemasan abi waktu itu, sedangkan eyangmu juga panik, berjalan mondar-mandir ingin melihat putrinya yang sedang berjuang untuk melahirkan anaknya.
Dan akhirnya, sekitar pukul 02.40 suara tangisan itu mencairkan suasana, suara tangisan bayi yang sangat keras, alhamdulillah kamu lahir, sujud syukur pun langsung abi lakukan. Akhirnya abi diperbolehkan masuk, walaupun proses persalinan belum selesai, masih memotong tali pusar,dan mengeluarkan ari –ari. Betapa bahagianya abi ketika melihat kamu dipelukan umimu, berbalut handuk putih kamu menendang-nendang perut ibumu sambil mencari puting ibumu. Ibumu pun tersenyum bahagia melihat anaknya telah lahir, seorang laki-laki. Ku kecup kening ibumu, tampak senyuman-senyuman di bibirnya menutupi segala sakit dan kelelahan yang dialaminya.
Beberapa saat kemudian abi mengadzanimu, walaupun masih terdapat banyak perbedaan pendapat mengenai hal ini, hanya satu keyakinan abi, bahwa hal yang ingin abi pertama kali perdengarkan kepadamu bukanlah pujian akan gantengnya anakku,miripnya anakku, akan tetapi adalah kalimat pujian,dan persaksian bahwa Allah lah Tuhanmu, Allah lah yang menciptakanmu.
Setelah itu, umi mu pun dibersihkan, abi terus mendapinginya, umimu sangat kelelahan, samapai dia pun terlelap dan tertidur. Nak, satu hal yang pasti, ibumu merasakan sakit yang amat sangat, itulah yang abi lihat, energinya terkuras habis.Nak, tahukah engkau tubuh manusia hanya dapat menahan rasa sakit hingga 45 del (unit) rasa sakit. Namun pada saat melahirkan, seorang ibu merasakan hingga 57 del (unit) rasa sakit. Ini setara dengan mengalami 20 patah tulang dalam satu waktu. Maha Suci Allah, sungguh luar biasa pengorbanan umi mu, berjuang antara hidup dan mati, maka kelak berbaktilah dengan sungguh-sungguh kepadanya, buat dia bangga karena melahirkanmu, buat dia bangga dengan kesholehanmu, jangan lah sekali-kali engaku mendurhakainya. Kelelahan abi mulai dari jakarta, tidak tidur malam, belum ada apa-apanya dibandingkan rasa sakit yang dialami ibumu 26 jam terakhir hingga engkau lahir.Sekali lagi, hormatilah ibu mu nak!.Pagi itu, segera ku beritahukan kelahiranmu, kabar bahagia ini ke eyang mu di wonogiri, alhamdulillah, sekarang eyang punya cucu seorang laki-laki.
Nak, abi dan umi mu sangat bersyukur atas kelahiranmu, beberapa waktu yang lalu kami telah menyiapkan sebuah nama untuk mu. Mungkin Shakespeare pernah bialang” Apalah artinya sebuah nama”, tapi bagi kami, nama adalah wujud doa, harapan dan cita-cita. Kami berharap setiap panggilan terhadapmu adalah doa, dan ketika mengingat namamu maka mengingatkan akan cita-cita kehadiranmu kedunia. Sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadist “Sesungguhnya kalian akan diseru pada hari kiamat dengan nama-nama  kalian dan nama-nama ayah kalian, maka perbaguslah nama kalian”. (HR Abu Dawud). Maka kami berusaha mencari nama yang baik untukmu, karena nama yang baik adalah hakmu.
Nak, kami memberimu nama MUHAMMAD RAFIF HIDAYAT, Muhammad menegaskan engkau adalah umat nabi Muhammad. Beliaulah panutanmu, beliaulah teladanmu, semoga engkau mampu meneladani sifat-sifat kebaikan beliau yang mulia. Sedangkan Rafif berarti orang yang berakhlak baik, ini adalah doa kami semoga kamu menjadi orang yang berakhlak baik, dan setiap orang yang memanggilmu ikut mendoakanmu menjadi orang yang berakhlak baik. Akhlak yang baik adalah buah dari keimanan, sebagaimana pohon tauhid yang akarnya kuat menghujam yang akhirnya menghasilkan buah berupa akhlak yang baik. Keimanan tidak ada nilainya tanpa akhlak. Inilah makna yang diisyaratkan oleh Rasulullah dalam sabda beliau,Iman bukanlah dengan angan-angan, akan tetapi apa yang bersemayam di hati dan dibuktikan oleh perbuatan. (HR. Dailami dalam musanadnya)Nak, di dalam sabda nya yang lain Rasulullah SAW Rasulullah pernah ditanya, “Apa agama itu?”Beliau menjawab, “Akhlak yang baik.”Kemudian beliau ditanya tentang kesialan. Beliau menjawab, “Akhlak yang buruk.” (HR. Ahmad). Sedangkan Hidayat adalah nama abimu, dan semoga dalam hidupmu senantiasa dinaungi hidayah dari Allah SWT.Aamiin.
Selamat datang anakku, MUHAMMAD RAFIF HIDAYAT, semoga engkau menjadi anak yang sholeh, menjadi anak yang ber akhlak baik, bermanfaat bagi keluarga,agama,masyarakat,bangsa dan negara.Aamiin

Read more »

 

Asyiknya Menjadi Ayah

SPIRIT OF LIFE

SETETES EMBUN KEHIDUPAN

Catatanku

SEKILAS INFO