Selasa, 04 September 2012

JANGAN MARAH

Ada sebuah kisah dari seorang ayah bijak yang menasehati anak lelakinya yang suka marah-marah dan temperamental. Suatu pagi si anak diajak ke kandang sapi di samping rumahnya.” Nak, ayo kita tengok kandang sapi kita, sambil tolong bawakan sekarung paku dan jangan lupa bawa palunya”.” Siap yah, paku dan palunya sudah aku siapkan semua”.Bergegaslah ayah dan anak ini menuju kandang sapi di samping rumahnya, setibanya di sana sang ayah mengatakan”Anakku, jika engkau marah maka tanamkan paku di  pagar kandang sapi milik kita ini, semakin engkau marah,pukulah keras-keras paku itu,begitu seterusnya”.
Sejak saat itu, ketika si anak marah-marah kepada orang lain, dia membenamkan satu paku di pagar, semakin ia marah semakin keras ia pukul paku itu. Sebulan kemudian, dengan bangga dia menunjukkan hasil karyanya itu kepada ayahnya. “Ayah, nie hamper semua pagar di kandang sapi kita dah penuh dengan paku-paku yang aku tancap kan, hebat kan?!”. Sang ayah pun hanya tersenyum, sambil berkata “ Baiklah nak, sekarang jika kamu mampu menahan marah, atau bahkan bisa minta maaf kepada orang lain, cabut paku itu satu persatu, sanggup nggak?”.”Oke yah, aku sanggup”jawab si anak.
Sebulan kemudian, ayahnya bertanya”Sudahkah semua paku di cabut?”. Dengan mantab dan bangganya si anak menjawab”Tentu sudah dong yah. Sambil tersenyum, si Ayah mengajak anak laki-laki nya itu semakin mendekat ke pagar sambil berkata “ Nak, memang semua paku yang telah engkau tanam sudah dicabut, tapi lihatlah dengan seksama, bekas-bekas lubang paku itu masih terlihat dengan jelas. Hal itu berarti ketika kita marah, kita menanamkan luka yang dalam di hati orang tersebut, walapun akhirnya kita sudah meminta maaf,hal itu tetap meninggalkan luka hati yang menganga.
………………………………………………………………………………………………
Sahabat, tentunya anda pernah merasakan marah, sebuah rasa yang membuat diri kita tidak nyaman, sebuah rasa yang membuat dada kita seolah-olah sempit , sesak, urat-urat menegang, mata merah, rasa panas seolah-olah  ada bara yang menyala dalam dada kita. Marah adalah tabiat yang pasti ada dalam diri manusia, akan tetapi yang menjadi permasalahan adalah bagaimanakah cara kita melampiaskan kemarahan kita, apakah proporsional atau tidak, apakah pas atau tidak.
Kematangan emosi kita akan di uji saat kita mengalami gejolak emosi dan kemarahan, dengan apakah kita melampiaskannya,mampukah kita mengontrolnya?. Kadangkala karena ketidakmampuan kita mengontrol amarah, maka seringlah keluar umpatan-umpatan, tindakan-tindakan dan perangai kasar dari diri kita, dan itu menyakiti orang di sekitar kita. Betapa banyak kasus seorang suami menganiaya istrinya, seorang ayah menganiaya anak nya, seorang anak membunuh orang tuanya, seorang teman melukai sahabatnya, seorang atasan memaki dan mempermalukan bawahannya, itu semua terjadi karena kita kurang bisa mengontrol rasa marah ini. Mengobati luka paku yang telah di tancapkan bukanlah sebuah proses yang mudah, seringkali luka-luka itu menjadi sebuah dendam, menjadi sebuah kebencian yang semakin lama semakin besar, dan hal itu kadang tak cukup hanya dengan meminta maaf ataupun sungkem di hari raya.
Sahabat, sudah sepantasnyalah kita mnyadari bagaimana respon kita menghadapi kemarahan.Sebagai seorang muslim kita diajarkan untuk mempunyai akhlak yang baik sebagai buah dari keimanan kita. Seorang muslim adalah orang yang mempunyai akhlak terpuji, berhias dengan kesabaran dan rasa malu, berpakaian tawadhu dan kasih sayang kepada sesama. Dalam dirinya terpancar tanda-tanda kejantanan, mampu menahan segala beban, pemaaf, serta mempunyai wajah yang berseri-seri dalam keadaan apapun.
Dan ternyata Rasulullah saw telah memberikan arahan kepada seorang sahabat yang meminta nasehat, dengan sebuah ungkapan dan nasehat yang sanga singkat” Jangan marah!”. Sebagaimana tersebut dalam sebuah hadist: Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ada seorang lelaki berkata kepada Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam“Berilah saya nasihat.” Beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan marah.” Lelaki itu terus mengulang-ulang permintaannya dan beliau tetap menjawab, “Jangan marah.” (HR. Bukhari). Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rohimahulloh juga mengatakan, “Bukanlah maksud beliau adalah melarang memiliki rasa marah. Karena rasa marah itu bagian dari tabi’at manusia yang pasti ada. Akan tetapi maksudnya ialah kuasailah dirimu ketika muncul rasa marah. Supaya kemarahanmu itu tidak menimbulkan dampak yang tidak baik.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kemarahan mempunyai dampak  negatif  terhadap diri kita sendiri dan masyarakat. Dampak negatif ini bersifat fisik, akhlak dan ruhiyah. Ketika kita marah, warna kulit berubah, tekanan darah naik, badan gemetar, gerakan kacau,suara meninggimembentak,mencaci dan boleh jadi mengeluarkan kata-kata yang diharamkan.Bahkan dalam buku Emosi Yang Mematikan, Don Colbert, MD, mengatakan bahwa kemarahan memiliki dampak terhadap munculnya penyakit- penyakit seperti hipertensi, sakit maag, jantung,tremor, dan bahkan kanker. Sedangkan dampaknya terhadap masyarakat kemarahan akan melahirkan rasa iri dan dendam, permusuhan antara karib kerabat, putusnya tali silaturahmi, kebencian yang menjalar, kerusuhan,tawuran, sehingga kehidupan masyarakat menjadi rusak dan hancur.
Sahabat, begitu hebat dan merusaknya dampak dari kemarahan yang tidak terkontrol,apa jadinya keluarga jika setiap anggota keluarganya selalu diliputi rasa marah, apa jadinya masyarakat jika setiap warganya diliputi ras dendam, rasa marah, apa jadinya sebuah negara jika seorang pemimpin, pejabat-pejabatnya selalu diliputi rasa benci dan dendam? Tentu akan timbul keruskan yang ada di bumi ini.

Tips Mencegah Marah
DR. Musthafa Dieb Al-Bugha dalam bukunya Al Wafie Fi  syarhil Arba’in An –Nawawiyah menyebutkan beberapa tips mencegah atau meredam kemarahan, diantaranya adalah :
1.               Melatih jiwa dengan akhlak terpuji, seperti sabar, lemah lembut, tidak tergesa-gesa dalam segala hal dan lain sebagainya.
2.               Mengingat-ingat dampak dari marah, keutamaan meredam amarah dan keutamaan memaafkan orang yang berbuat salah. Allah swt. Berfirman : “ Dan orang yang bisa meredam amarah dan memaafkan orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berlaku ihsan.” (QS. Ali ‘Imron : 134).
3.               Ta’awudz, (mengucapkan Audzu billahi minasyaithonirrojiim).Allah swt. berfirman “ Dan jika engkau ditimpa godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” ( QS. Al-A’raf: 200)
4.               Mengubah Posisi
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam juga pernah menasihatkan, “Apabila salah seorang dari kalian marah dalam kondisi berdiri maka hendaknya dia duduk. Kalau marahnya belum juga hilang maka hendaknya dia berbaring.” (HR. Ahmad, Shohih)
5.               Menghentikan Bicara
Rasulullah saw . bersabda. “ Jika salah seorang diantara kamu marah maka diamlah.”Nabi saw. Mengucapkannya tiga kali” (HR.Imam Ahmad,Tirmidzi, dan Abu Dawud)
6.               Berwudhu.
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya amarah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api. Jika seorang di antara kalian marah maka berwudhulah.” ( HR.Ahmad dan Abu Dawud).
Marah karena mencari keridhaan Allah swt
Marah yang harus dijauhi oleh setiap muslim adalah marah yang didasari dendam dan bukan untuk membela ajaran Allah swt. Adapun marah untuk membela agama Allah swt, atau membela kehormatan seorang muslim yang diinjak-injak, maka marah seperti ini diperbolehkan.Dalam riwayat Bukhori disebutkan bahwa Rasulullah saw lebih pemalu daripada seorang gadis dalam pinangan. Jika beliau melihat sesuatu yang tidak disukai, makakami bisa mengetahui dari wajahnya.” Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah saw, tidak pernah marah. Namun jika larangan Allah dilanggar, maka tidak ada sesuatu pun yang dapat meredam kemarahannya’ (HR.Bukhari, Muslim,dan yang lain).
Sahabat,sejenak marilah kita evaluasi diri kita, kita latih terus diri kita agar mampu menempatkan marah sesuai tempatnya, mampu mengontrol emosi sebagai ciri kematangan jiwa kita, Berfikir kembali, merenung, kenapa kita harus marah, dan apa dampak nya ketika kita marah. Cepat marah adalah tanda lemahnya seseorang, meskipun ia memiliki lengan yang kuat dan badan yang sehat sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda” Orang yang kuat, bukanlah karena jago dalam gulat. Orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasai dirinya ketika marah” (HR.Bukhari dan Muslim).Oleh karena itu sahabat, jadilah hamba-hamba Allah yang kuat, hamba Allah yang tidak mudah marah.Jangan Marah!
Wallahua’lam bi showab.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Asyiknya Menjadi Ayah

SPIRIT OF LIFE

SETETES EMBUN KEHIDUPAN

Catatanku

SEKILAS INFO