Saya teringat
peribahasa jawa yang berbunyi Kebo Nyusu Gudel, yang artinya kurang lebih
adalah bahwasanya dalam belajar atau mencari ilmu seseorang yang lebih tua pun
harus mau belajar atau berguru kepada orang yang lebih muda bahkan anak kecil
sekalipun kalau memang orang yang lebih muda atau anak kecil tadi yang
mempunyai ilmu. Begitu juga dengan kita para calon ayah, kita harus sudah
mempersiapkan mental dan pengetahuan sejak dini untuk menjadi seorang ayah.
Saya yakin,
pengalaman adalah guru yang terbaik, pengalaman-pengalaman dari seseorang atau
ahli yang tertuang dalam sebuah buku adalah salah satu sumber pengetahuan yang
baik. Maklum, seseorang calon ayah baru seperti saya, tentunya masih minim akan
ilmu parenting, seluk beluk ibu hamil, pasca melahirkan, ASI, kesehatan bayi,
perawatan bayi atau segala sesuatu yang berhubungan dengan itu. Alhamdulillah,
beberapa teman memberikan buku-buku parenting sebagai kado pernikahan kami, dan
itu pun sampai sekarang belum habis untuk di baca. Kadang sebagian ayah sudah
memiliki pengetahuan akan bagaimana dia harus mendidik anaknya, akan tetapi
terkadang kita lupa mempelajari tentang proses menuju kelahiran anak, tentang
kehamilan istri, tentang makanan yang baik untuk ibu hamil, kondisi-kondisi
yang biasa dialami ibu hamil, pasca melahirkan, bahkan sampai tentang ASI dan
seluk beluknya. Kita beranggapan bahwa hal-hal itu hanya domain dari istri kita
saja. Padahal kenyataannya tidak demikian, seorang suami juga harus memiliki
berbagai pengetahuan terkait hal tersebut dikarenakan kita adalah support system
isteri kita.
Kita mungkin akan
khawatir, tidak tahu apa yang harus dilakukan jika ternyata muncul flek di awal
kehamilan, atau menganggapnya biasa, cenderung cuek. Jika kita sudah mempunyai
pengetahuan tentunya kita bisa bersikap dan bertindak membantu istri kita
ketika mengalami masa-masa morning sickness, atau mengalami pendarahan atau
hal-hal yang terkait dengan kehamilan. Mungkin kita juga akan biasa saja dan
cuek jika anak kita diberi Susu Formula, atau menganggapnya sama saja dengan
ASI, padahal ketika istri kita berniat memberikan asi eksklusif, benteng
terakhir nya adalah sang suami. Atau kita mengalami kebingungan tentang
kontroversi imunisasi, ada yang membolehkan ada yang mengharamkan. Tentunya
semua itu harus dilandasi ilmu dan pengetahuan, sehingga kita tidak menjadi
generasi yang hanya ikut-ikutan. Oleh karena itu, kewajiban kita sebagai suami
adalah ikut belajar terkait semua hal yang berkaitan dengan kehamilan istri dan
segala sesuatu yang berhubungan dengannya.
Di jaman sekarang ini, tidaklah susah untuk mencari informasi terkait
itu semua. Be A Google Man,begitulah
nasehat dari seorang ayah. Kita sebagai suami tak perlu malu membuka
situs-situs parenting, situs-situs tentang kehamilan, menyusui, atau sekedar
survey harga kebutuhan bayi kita. Kelak, hal ini sangat membantu dan berguna
ketika anak kita lahir. Pengetahuan suami akan hal ini akan sangat membantu
tugas istri, ketika istri kita sibuk tentunya mereka akan sedikit berkurang
waktunya untuk membaca atau memperoleh informasi, karena dia sudah berkutat
dengan si buah hati. Di saat ini tugas kita sebagai suami untuk mensuport istri
kita, mengingatkan, memotivasi dan memberikan informasi yang belum diketahui
isteri kita.
So, tidak perlu malu untuk belajar, kepada anak yang berusia lebih muda
jika dia memiliki ilmu dan tidak perlu malu ketika kita di sela-sela kesibukan
kita kita menyempatkan belajar dengan membuka situs-situs tentang
kehamilan,forum anak dan bunda,ataupun forum-forum sejenis lainyya. Tidak perlu
malu ketika kita menyempatkan untuk membuka situs babyshop untuk sekedar survey
harga kebutuhan anak kita. Maka benarlah peribahasa Kebo Nyusu Gogle.(top)
0 komentar:
Posting Komentar