Jumat, 24 Mei 2013

BABY BUDGETING

Sumber Gambar:http://www.purebaby.com
Tentunya setiap pasangan suami istri akan sangat bahagia jika telah diberikan anugerah oleh Tuhan berupa kehamilan.  Kehamilan istri bagi saya adalah sebuah rezeki yang begitu besar yang dititipkan Tuhan kepada kami, karena bagi saya, rezeki itu tak hanya berwujud harta/uang. Kesehatan, istri yang sholihah dan keturunan yang sholeh/sholehah juga merupakan bentuk-bentuk rezeki. Banyak pasangan yang secara materi diberikan karunia yang melimpah, akan tetapi belum diberikan rezeki berupa momongan. Dan tiada yang pantas terucap kecuali syukur Alhamdulillah.
Bagi seorang suami, tugas memberikan nafkah lahir dan batin merupakan sebuah kewajiban. Kalaupun ada istri yang bekerja atas ijin suami itu hanyalah bantuan dari istri kepada suami, tanggung jawab tetap pada suami. Dengan kondisi istri saya yang hamil, saya harus berusaha merencanakan anggaran bukan hanya untuk kami berdua, akan tetapi juga buat bayi saya kelak. Bagi saya, yang seorang pegawai biasa, dan hidup di Jakarta, saya dituntut untuk menghemat beberapa anggaran agar tidak besar pasak dari pada tiang. Memang di beberapa kasus, kadang saya sudah merencanakan penganggaran akan tetapi jebol di tengah jalan, yah tidak apa-apa untuk pembelajaran.
Sejak istri dinyatakan positif hamil, saya harus menghemat beberapa post pengeluaran, apalagi diawal awal kehamilan saya masih LDR dengan istri saya. Saya harus memikirkan biaya transport untuk mengunjungi istri saya di jepara. Post yang bisa dikurangi adalah makan, karena bagi saya makan tidak harus mahal, yang penting bergizi . Jika misal sebelumnya makan pakai ayam, telor, bisa diganti dengan tahu atau tempe, jika biasanya minum es teh manis bisa diganti dengan teh tawar atau air putih. Jika biasanya menganggarkan untuk beli  baju baru, ya kita tahan dahulu. Alhamdulillah saya tidak merokok, jadi tidak ada pengeluaran untuk beli rokok, akan tetapi bagi suami yang mungkin merokok, bisa dicoba untuk dikurangi merokoknya, syukur-syukur bisa berhenti merokok. Setiap suami mungkin akan berbeda di post mana dia bisa menghemat anggara, tergantung kondisi masing-masing.
Ketika gajian, setelah dikurangi untuk zakat,infaq atau shodaqoh, dan kewajiban bulanan lainnya seperti listrik, saya  dan istri memisahkan anggaran untuk persiapan melahirkan di rekening terpisah. Harapannya agar tidak di otak-atik, walapun kadang saya masih suka otak-atik sedikit.hehe. Selain itu, saya juga harus menganggarkan biaya untuk periksa rutin tiap bulan ke dokter spesialis. Periksa tiap bulan ke dokter spesialis ini adalah pilihan, tidak wajib, bisa lewat bidan atau dikommbinasikan antara bidan dan dokter spesialis. Bagi kami saat itu, saya dan istri sangat pengin tahu perkembangan janin tiap bulan, makanya kami pilih dokter spesialis yang ada fasilitas USG nya. Anggaran periksa sudah  termasuk untuk biaya suplemen/multivitamin yang diberikan.
Untuk masalah gizi ibu hamil, bisa dicari menu yang walaupun murah tapi kaya akan gizi, missal tempe,tahu,sayur-sayuran serta buah-buahan. Sebagai suami tidak ada salahnya menahan dan mengalah untuk memberikan menu yang disukai dan terbaik buat istri dan janinnya.
Selain makan dan periksa, hal yang perlu dianggarkan adalah kebutuhan/perlengkapan bayi baru lahir. Tidak harus beli sekaligus banyak, tapi di sesuaikan dengan kebutuhan, karena pertumbuhan bayi biasanya cepat, banyak baju yang akhirnya tidak dipakai dikarenakan sudah tidak muat. Cukup beli kebutuhan pokok bayi yang baru lahir serta kebutuhan ibu pasca melahirkan. Untuk baju, jangan beli banyak-banyak soalnya banyak yang ngasih kado (hehe..ngarep.com).
Anggaran berikutnya yang sangat penting adalah biaya melahirkan. Kita harus pro aktif mencari rumah sakit yang bagus dan terjangkau biayanya. Jika anda pegawai/pns coba tanyakan apakah ada fasilitas asuransi askes atau jamsosteknya. Waktu itu saya dan istri akhirnya memilih untuk melahirkan di Bidan, selain murah, banyak pertimbangan dan penilaian yang telah kami lakukan.
                Jika anda seperti saya, keluarga yang merantau , atau berstatus sebagai kontraktor (ngontrak-red), kebanyakan istri dan suami akan memilih untuk melahirkan di daerah asal, sehingga biaya transport pulang sebelum lahiran perlu dianggarkan, mode transportasi apa yang mau dipilih juga harus dipertimbangkan pada saat itu saya memilih kereta api.
                Selain beberapa anggaran di atas, saya juga menganggarkan untuk biaya aqiqah. Pada waktu itu, hasil USG menunjukkan insyaallah anak saya laki-laki, jadi saya harus menyaiapkan anggaran untuk beli 2 kambing beserta biaya masaknya. Banyak pilihan penyedia jasa aqiqah, biasanya sudah berbentuk paket-paket, jadi kita bisa menyesuaikan paket yang kita pilih dengan anggaran kita. Oleh karena itu, survey dan pencarian informasi akan jasa aqiqah harus di lakukan.
Memang kelihatannya butuh banyak anggaran, tapi bagi saya, saya yakin Tuhan telah mengukur kadarnya. Saya yakin bahwa anak membawa rezeki yang telah Tuhan karuniakan kepadanya. Tinggal kita memaksimalkan ikhtiar dan memperbanyak doa, rezeki muncul dari arah yang tidak disangka-sangka.
Akhirnya kita manusia hanya merencanakan, termasuk dalam persiapan financial menuju kelahiran buah hati kita. Tidak perlu khawatir jika tidak terpenuhi, jika sampai hari H ada pengeluaran ekstra. Yang lebih baik kita pikirkan adalah keselamatan ibu dan bayi dari pada kita memikirkan berapa dana yang kita keluarkan, karena Anak adalah investasi masa depan, investasi dunia akherat. Wallahua’lam. (top)


0 komentar:

Posting Komentar

 

Asyiknya Menjadi Ayah

SPIRIT OF LIFE

SETETES EMBUN KEHIDUPAN

Catatanku

SEKILAS INFO