Sepekan setelah
menikah, saya dan istri mulai kembali ke aktivitas masing-masing. Saat itu
istri saya masih berstatus CPNS di salah satu instansi pemerintah. Karena istri saya adalah Sarjana Teknik
Geodesi, maka berdasarkan kebijakan kantor , cpns yang latar belakang
pendidikannya Geografi, Geodesi di perbantukan ke Kabupaten-kabupaten untuk
membantu pekerjaan di sana. Sempat sekitar tiga bulan di tugaskan di Cilegon,
kemudian saat menikah istri saya ditugaskan di kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Otomatis kami harus menjalani LDR (Long
Distance Relationship), saya di Jakarta dan istri saya di Tegal.
Hanya sekitar
sepekan di Tegal setelah pernikahan, istri saya mendapat surat tugas baru yaitu
di perbantukan di Kabupaten Jepara Jawa Tengah. Jarak antara Jakarta-Tegal,
dengan Jakarta-Jepara tentunya lebih jauh jarak antara Jakarta-Jepara. Istri
saya beserta dua rekan kerja nya yang sama-sama masih CPNS ikut ditugaskan di Jepara. Di Jepara mereka
tinggal di sebuah rumah seorang penduduk
di dekat kantor, yang sudah di sewa oleh pihak kantor.
Dulu, sempat
saya berpikir, Jakarta Tegal relatif cukup dekat, bisa tiap pekan pulang
menemui istri saya dengan naik Kereta atau Bis, tetapi sekarang saya harus
berfikir ulang mencari berbagai mode alternatif transportasi untuk mengunjungi
istri saya di Jepara. Banyak hal yang harus dipertimbangkan, terutama masalah
harga. Bagi pegawai seperti saya, pulang tiap pekan juga merupakan sebuah
tantangan, di satu sisi saya ingin bertemu istri di sisi yang lain uang tidak
mencukupi. Akhirnya pilihan saya jatuh kepada bus, karena disamping harganya
murah, saya melihat bus-bus jurusan Jakarta-Jepara bagus-bagus dan nyaman,
itupun saya harus menghemat uang makan dan menyimpannya untuk membeli tiket
bus.
Setiap kamis
malam saya sudah harus packing dan
menyiapkan barang apa saja yang perlu di bawa, termasuk oleh-oleh untuk istri
saya tercinta. Jumat sore saya langsung bergegas ke terminal lebak bulus,
mengejar jadwal keberangkatan bus sekitar jam
16.30-18.00 WIB. Kadang saya kesana dengan naik bajai,taksi maupun ojek.
Sampai di terminal pun saya sudah hafal dengan agen tiket bus nya, yang sehari
sebelumnya saya sudah menelpon untuk memesan tiket bus. Belajar dari pengalaman
ketika mau mencari tiket bus di terminal Lebak Bulus, lebih baik langsung pesan
ke agen resminya saja, dulu saya sempat bertengkar dengan calo-calo yang memang
seringkali di jumpai di terminal.
Saya selalu
menikmati perjalanan saya, dengan naik bus bersama para perantau lainnya.
Setiap pekan mereka juga pulang untuk menemui keluarga mereka tercinta, rasa
lelah capek akan terasa hilang ketika kita bertemu dengan keluarga tercinta,
apalagi saya yang masih pengantin baru ,hehe. Keluarga adalah tempat kita
memompa kembali semangat kita yang mulai menipis tergerus kejenuhan dan
kecapekan dalam bekerja.
Menjalani LDR
apalagi ketika masih pengantin baru merupakan ujian tersendiri. Oleh karena itu
harus ada komitmen antara suami istri, kepercayaan,tanggung jawab, serta
komunikasi yang harus terjalin dengan baik. Hampir setiap malam saya menelpon istri
saya ketika dia di Jepara. Dan istri saya pun hafal jam-jam ketika saya
menelpon. Kemajuan teknologi pun perlu kita manfaat kan untuk terus menjaga
komunikasi kita dengan istri tercinta, entah dengan ym kah, skype ataupun yang
lainnya. Istri kita akan sangat senang ketika diperhatikan, ditanya bagaimana
kabarnya, atau sekedar ditanya sudah makan apa belum. Selain itu suami harus
mempunyai kemampuan yang baik untuk mendengar, mendengarkan segala keluh
kesahnya, mendengar segala curahan hatinya. Untuk itulah kita diberikan satu mulut
dan dua telinga serta hati untuk merasa.
Selain komitmen,
kepercayaan,tanggung jawab, komunikasi yang harus senantiasa di bangun, kami
belajar ada hal yang utama yang tidak
boleh di tinggalkan yaitu berdoa kepada Tuhan YME. Kami sadar Tuhanlah yang
menyatukan kami, Tuhanlah yang menganugerahkan rasa cinta di hati kami, maka
hanya kepada Tuhanlah kami memohon agar rasa sayang kami terpelihara, sehingga
tewujudlah sakinah, mawaddah wa rohmah di keluarga kami.
Hari berganti
hari terlewati, bagi saya akhirnya jarak Jakarta jepara menjadi dekat, karena
saya terbiasa pulang setiap jumat. Banyak diluar sana suami yang senasib dengan
saya, bahkan diantara mereka ada yang menyebut kami para suami PJKA alias Suami
Pulang Jumat Kembali Ahad. Saya pun menyukai bumi kartini itu, keramahan bapak
ibu kost yang menganggap istri saya anak sendiri menjadikan kami sangat akrab.
Hari libur kami manfaatkan untuk menikmati Kota Jepara dengan jalan-jalan
bersama di berbagai obyek wisata disana. Tiga bulan akhirnya berlalu dan
Alhamdulillah istri saya kembali mendapatkan surat tugas dan kali ini di
perbantukan di kantor pusat di Jakarta.
Kami senantiasa
bersyukur kepada Tuhan, dengan segala pelajaran dan hikmah yang telah di
ajarkan kepada kami. Pengantin baru harus terpisahkan jarak dan waktu, membuat
kami banyak belajar, menghargai sebuah
pertemuan. Kami banyak belajar untuk
mencoba saling mengerti dan memahami, kami banyak belajar untuk menjadi
insan yang lebih sabar dan lebih kuat.(top)
0 komentar:
Posting Komentar