Senin, 27 Mei 2013

MEMBELI PERLENGKAPAN BAYI

Menjelang kelahiran sang buah hati tentunya banyak hal yang harus kita persiapkan. Beberapa diantaranya bahkan harus disiapkan jauh-jauh hari, agar ketika hari H kita tidak sibuk lagi membeli perlengkapan bayi, tapi sudah mulai sibuk mengurus bayi kita.
Sebagai pasangan suami istri yang baru akan mempunyai anak pertama, tentunya kami masih minim pengalaman dan pengetahuan. Kami pun agak kebingungan, perlengkapan bayi apa yang harus kami beli, untunglah banyak buku , serta situs yang memberikan informasi kepada kami. Di beberapa babyshop bahkan telah membuat paket-paket yang berisi kebutuhan dasar bayi baru lahir.
Banyak diantara kita  kadang mempunyai keinginan untuk membeli beberapa perlengkapan dalam jumlah banyak, karena bentuk nya lucu, unik dan menggemaskan. Salah satu contohnya adalah baju, ataupun celana bayi. Kadang kita terlalu menuruti keinginan kita untuk membeli, padahal bisa jadi baju itu akan mubazir karena tidak dipakai. Hal ini sangat memungkinkan untuk terjadi disebabkan pertumbuhan bayi yang begitu cepat sementara stock pakain kita banyak, tahu tahu baju yang kita beli sudah tidak muat untuk bayi kita.
Hal yang perlu diperhatikan dalam membeli perlengkapan bayi adalah anggaran dan kebutuhan. Jangan sampai kita menuruti keinginan padahal anggaran kita terbatas atau barang yang dibeli melebihi kebutuhan. Mungkin akan tidak menjadi masalah kalau kita punya anggaran lebih, akan tetapi ketika kita hanya mempunyai anggaran yang terbatas, kita harus berusaha mengeremnya, dikarenakan kebutuhan kita pasca persalinan masih banyak. Kita masih harus membayar biaya rumah sakit, menyiapkan aqiqah, membeli obat, dan membayar biaya-biaya lainnya.
Saya dan istri pun jauh-jauh hari sudah mempersiapkan hal ini, kami mulai cari-cari kebutuhan bayi di babyshop. Mencoba memilih dan membandingkan harga dan menyesuaikan dengan kebutuhan serta anggaran yang ada. Beberapa perlengkapan pokok sudah masuk dalam daftar, sedangkan beberapa yang lain nya seperti kereta dorong, lemari bayi, masih bisa untuk di tunda.
Beberapa perlengkapan bayi yang harus kami sediakan antara lain : 
  • Pakaian Bayi, siapkan saja sejumlah 12 buah (1 dozen).  Kita pilih bahan yang menyerap keringat seperti katun/kaos. Saya dan istri memilih baju yang berkancing depan agar memudahkan untuk membuka dan melepas bajunya. Yang kami perhatikan adalah kenyamanan, jangan sampai kita memilih baju dengan model yang bagus, sesuai keinginan kita, akan tetapi tidak nyaman untuk si bayi. 
  •  Popok. Dikarenakan bayi yang baru lahir sering BAB/BAK maka kita sediakan paling tidak 2 dozen atau untuk amannya bisa dilebihkan. Popok biasanya dipakai ketika tali pusarnya belum lepas, sehingga pemakaian popok tidak terlalu lama.
  • Celana, siapkan saja minimal  3 dozen , tapi jika kita sudah memutuskan untuk memakai diaper, maka kebutuhan celana bisa semakin sedikit. 
  • Gurita. Cukup sediakan 6 buah saja. Fungsinya adalah untuk menopang perut bayi dan melindungi tali pusar yang belum lepas. 
  • Bedong. Digunakan untuk membungkus tubuh bayi sehingga ia merasa hangat.
  • Sarung tangan dan sarung kaki untuk melindungi tubuh dari cakaran tangannya serta membuat bayi tetap merasa hangat. 
  • Baju lengan panjang dan celana panjang, bisa juga jumper. Sesuaikan saja dengan musim, jika musim panas kita beli sedikit dulu, jika musim dingin/hujan kita beli paling tidak 4 pasang.
  •  Baju untuk pergi periksa ke dokter atau bidan. 
  • Topi/penutup kepala, di gunakan untuk mempertahankan suhu tubuhnya agar hangat.
  •  Bantal dan guling.
  • Perlak kain, sebagai alas tidur, diletakkan diatas perlak karet/plastik agar kulit bayi tidak terasa panas karena bersingungan dengan perlak plastik. Dan akhirnya kami terkadang menggunakan kain bedong sebagai alas tidur.  
  •  Perlak plastik/karet. Digunakan untuk menahan air seni / waktu BAB agar tidak mengotori kasur. 
  •   Selimut, biasanya digunakan ketika berpergian/keluar rumah. 
  • Selendang untuk menggendong, dan istri saya lebih nyaman menggunakan memakai kain selendang,  walaupun  kami juga memiliki gendongan.  
  • Waslap, digunakan untuk membersihkan bayi ketika mandi.  
  • Peralatan mandi seperti ember, handuk, sabun,sampo dll. 
  • Peralatan kebersihan seperti diaper(biasanya dipakai malam hari),cotton buds, pemotong kuku,bola-bola kapas digunakan untuk membersihkan kotoran di alat kelamin dan dubur bayi ketika BAK/BAB.  
  • Tas perlengkapan bayi. Kita harus menyiapkan tas khusus yang hanya berisi perlengkapan bayi kita.


Itulah beberapa daftar perlengkapan yang kami siapkan, dan jumlah pembeliannya tidak harus sesuai yang saya rencanakan awal, karena ternyata banyak yang memberikan kado berupa perlengkapan bayi. Dan alhamdulillah kami tidak harus membeli semua yang telah kami buat daftarnya.

Semua orang tua tentunya berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi anaknya, akan tetapi kemampuan masing-masing individu bisa jadi berbeda. Ada yang mungkin gengsi kalau baju anaknya tidak bermerk terkenal, harus mahal. Tetapi bagi saya dan istri yang terpenting adalah kenyamanan bayi dan sesuai dengan apa yang kita butuhkan. (top)
Read more »

BIDAN DELIMA

Semenjak mendapatkan kesan yang kurang menyenangkan dengan dokter kandungan di dekat rumah mertua,  saya dan istri saya mulai mencari referensi rumah sakit dan dokter yang Pro ASI dan Pro IMD. Beberapa RS memang sudah dicatat, akan tetapi jaraknya yang cukup jauh dari rumah menyebabkan kami harus berpikir ulang untuk memilih RS itu. Saya pun meminta istri saya untuk terus mencari info ke karib kerabat dan tetangganya, terkait RS yang bagus dalam membantu persalinan.
Ketika saya ngobrol santai di kantor, ada teman yang menceritkan pengalamannya menemani istrinya melahirkan. Saya banyak mendapatkan beberapa informasi yang bermanfaat darinya, salah satunya terkait kelahiran putrinya yang dibantu oleh seorang bidan. Akhirnya malamnya saya telfon istri saya untuk mencari informasi tentang bidan yang bagus dan dekat dengan rumah. Alhamdulillah istri saya dapat satu nama, dan beberapa ibu-ibu di komplek perumahan juga menggunakan jasa bidan ini.
Di akhir pekan, akhirnya saya menemani istri saya untuk periksa dan sekaligus mencari informasi terkait bidan ini. Perjalanan dari rumah ke tempat praktek bidan tidak memakan waktu lama, kurang dari sepuluh menit. Akhirnya saya dan istri masuk untuk periksa, setelah mendaftar kami berdua masuk ruang praktek. Kami berdua menunjukkan  rekam medis dari dokter spesialis kandungan di Jakarta. Pemeriksaan di lakukan, cukup sederhana, setelah tekanan darah, berat badan, dan pemeriksaan detak jantung bayi dengan Doppler , ibu bidan kemudian memegang dan meraba perut istri saya” Alhamdulillah sudah masuk pinggul mbak ” kata beliau. Saya melihat bidan ini memang cukup berpengalaman, kemudian saya bertanya tentang Inisiasi Menyusui Dini(IMD), dan alhamdulillah, ibu bidan ini mendukung program IMD. Setelah itu saya menanyakan terkait biaya persalinan , dan ternyata biayanya yang kelas VIP pun masih tergolong murah.
Akhirnya kami berdua sepakat untuk menggunakan jasa bidan ini ketika persalinan. Sebelum pulang ibu bidan menyarankan untuk periksa beberapa kali lagi di dokter spesialis kandungan rujukannya, untuk mengetahui kondisi janin, karena memang di bidan tidak ada teknologi USG. Kami pun mengiyakan saran dari ibu bidan ini. Setelah pemeriksaan selesai saya pergi ke kasir untuk membayar biaya periksa, dan wow ternyata biayanya hampir sepersepuluh dari biaya yang saya keluarkan jika saya periksa di dokter spesialis kandungan.
Saya berkesimpulan, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan jika kita memutuskan untuk menggunakan jasa bidan ketika persalinan, beberapa diantaranya adalah :
  • Kita pastikan bidan itu punya ijin praktek, tergabung dalam Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan merupakan bidan Delima. Bidan Delima adalah bidan yang terstandarisasi oleh IBI dalam rangka meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi terstandar.  Standarisasi yang dilakukan adalah pada keahlian, kompetensi, peralatan, sarana, prasarana, dan manajemen klinik sesuai dengan standar yang ada di Kementrian Kesehatan RI. Hal ini bisa kita lihat di plakat reklame di depan tempat praktekknya, sebaiknya hindari bidan yang tidak ada informasi seperti ini.
  • Perlu dipertimbangkan untuk mengkombinasikan pemeriksaan janin antara periksa dengan Bidan dan Dokter Spesialis Kandungan. Hal ini di sebabkan karena di Bidan tidak ada teknologi USG,dan dalam kondisi tertentu  ibu hamil harus diambil alih oleh dokter kandungan. Kondisi yang dimaksud bila ibu atau bayinya mengalami komplikasi atau ketidaknormalan, misalnya sungsang, kembar, atau ibunya memiliki penyakit berat seperti hipertensi.
  • Dari pengalaman saya, bidan lebih sabar , ulet dalam menangani pasien. Hal ini bisa jadi karena pasiennya tidak sebanyak pasien dokter spesialis kandungan. Bahkan pasca kelahiran pun, bidan masih berkunjung ke rumah pasien untuk mengecek kesehatan ibu dan bayinya.
  • Kebanyakan yang persalinan di bidan adalah persalinan yang normal, karena bidan biasanya lebih sabar untuk menunggu, tidak terburu-buru untuk induksi atau cesar. Untuk kelahiran cesar biasanya langsung dirujuk ke dokter spesialis kandungan oleh bidan.
  • Dari segi biaya, tentunya bidan lebih murah dibandingkan dengan dokter spesialis kandungan.

Akhirnya semua keputusan ada di tangan kita, keputusan untuk memilih menggunakan jasa dokter atau jasa bidan. Akan lebih baik jika kita suami istri untuk saling bermusyawarah dan melibatkan Tuhan dalam membuat keputusan itu dengan senantiasa berdoa kepada Nya. Bagi saya bidan delima adalah orang yang sangat berjasa dalam membantu proses kelahiran anak saya, dan begitu banyak di luar sana, bidan-bidan yang rela masuk ke daerah terpencil guna membantu ibu-ibu melahirkan putra putrinya. Sudah sepantasnyalah kita memberikan apresiasi dan penghormatan kepada mereka dan tidak memandangnya sebelah mata. Terimakasih Bidan Delima. (top)



Read more »

Jumat, 24 Mei 2013

MEMILIH DOKTER SPESIALIS KANDUNGAN

Ketika istri saya pertama kali periksa kehamilan pertama kali di Jepara, yaitu di salah satu dokter spesialis kandungan di dekat kost, ternyata mendapatkan kesan yang kurang baik. Setelah mendaftar, dan dipersilahkan masuk, istri saya dibantu seorang suster perempuan kemudian diperiksa dengan USG, entah karena mungkin dokternya lagi kecapekan dia memberikan penjelasan bahwa istri saya hamil, tapi hasil USG belum kelihatan dengan jelas, dokter itu menerangkannya sambil ngantuk!. Kata susternya memang si dokter habis operasi pasien. Yah..tidak sesuai dengan harapan kami, kami akan diberikan penjelasan yang mendetail dan diberikan beberapa saran, kami sedikit kecewa.
Setelah  kembali ke jakarta, saya harus mencari informasi terkait dokter spesialis kandungan yang bagus dan dekat dengan rumah kontrakan. Jurus ‘Kebo Nyusu Gogle” kembali saya praktekan, saya mencari-cari informasi di internet terkait dokter spesialis kandungan yang ada di jakarta selatan. Kriteria awal nya kali ini adalah dokter perempuan, dikarenakan istri saya lebih nyaman untuk periksa di dokter perempuan. Akhirnya kami menemukan RS di dekat kantor yang ada dokter perempuannya, pilihan kami jatuh ke RSIA Muhamadiyah Taman Puring. Kemudian kami melihat di jadwal ada beberapa nama dokter perempuan, akhirnya kami memutuskan untuk periksa di situ secara rutin, dengan menyesuaikan jadwal dokter dan jadwal kerja kami. Alhamdulillah, istri saya cukup nyaman periksa disitu. Kami mendapatkan masukan-masukan dan informasi yang kami butuhkan. Dan ternyata dokter ini mempunyai pasien yang cukup banyak, jika weekend yang antri sampai malam. Untuk menghindari antrian, kami memilih jadwal di pagi hari, kami datang kekantor dulu dan meminta ijin ke atasan untuk periksa sebentar. Jika pagi hari antrian tidak terlalu banyak, sehingga periksanya tidak terlalu lama. Saya sebagai suami selalu berusaha menemani istri saya setiap kali periksa ke dokter kandungan. Selain merasa nyaman, alhamdulillah biaya juga standar, tidak terlalu mahal.
Setelah menjelang kelahiran, istri saya pulang ke semarang. Di semarang, istri saya sempat bingung untuk memilih dokter dan rumah sakit mana yang akan membantu dia lahiran. Ada beberapa nama rumah sakit yang telah dicatat, salah satu kriterianya adalah rumah sakit yang Pro Asi dan ada program IMD. Akan tetapi ternyata rumah sakit itu jaraknya lumayan jauh dan jika ditambah dengan kemacetan bisa ditempuh dengan waktu yang cukup lama.
Akhirnya kami mencoba untuk mencari informasi di rumah sakit di dekat rumah mertua saya yang dulu istri saya pernah periksa di sini ketika mengalami flek dan mendapat kesan yang kurang mengenakkan. Istri saya merasa dia malah di takut-takuti dan tidak mendapat motivasi dari penjelasan dokter. Kebetulan hari itu sudah saatnya kandungan istri saya diperiksa, saya mengantarkannya ke dokter. Setelah periksa, untuk mengetahui dokter ini Pro IMD atau tidak, saya dan istri saya mengajukan berbagai pertanyaan terkait IMD. Untung saya sebelumnya sudah pernah membaca tentang IMD lewat jurus “Kebo Nyusu Gogle”. Saya heran dengan jawaban dokternya dia menjelaskannya dengan ketus, tidak sabaran. Saya terus mencoba memancingnya dengan berbagai pertanyaan, seperti yang saya selalu praktekkan sejak semasa sekolah, untuk mengetahui isi seseorang pancinglah dengan berbagai pertanyaan, dan sabarlah untuk tidak terburu-buru menanggapi atau memotong. “Secara teori memang begitu, bayi yang lahir langsung di tempelkan di dada ibu, tapi kan pasien kita bukan hanya ibu seorang,” kurang lebih begitu penjelasan sang dokter, dan akhirnya saya dan istri mengambil kesimpulan kita tidak akan memilih dokter dan rumah sakit ini untuk tempat lahiran anak saya. Dan yang menjadikan alasan saya semakin kuat untuk tidak memilih rumah sakit ini adalah, ketika saya memeriksakan mertua saya, saya melihat pasien-pasien yang lain yang datang periksa hampir semuanya diminta untuk rawat inap.
Dari situ saya mulai belajar, kita harus ulet dan selektif dalam memilih dokter. Kita harus berhati-hati dengan dokter yang agak komersil. Cirinya akan selalu mengarahkan pasien pada upaya-upaya rawat inap, operasi, meresepkan obat-obatan mahal tanpa persetujuan pasien.
Beberapa tips  dalam memilih dokter spesialis kandungan yang saya pelajari dari buku catatan ayah asi diantaranya adalah :
  •  Pilih yang Pro Asi, Pro IMD
  • Tidak menomorsatukan obat bisa menenangkan/nggak bikin panik (always positive), up-to-date (dilihat dari keaktifannya mengikuti berbagai seminar/pelatihan kesehatan, dan aktif (senang ditanya dan senang menjawab).
  • Accesible (mudah dihubungi, entah dengan media sms,telepon,email dan social media)
  •   Dekat dengan rumah, menganut Rational Use of Medicine (RUM) alias nggak gampang ngasih obat, sabar menerangkan, tangkas dalam menjelaskan.
Jika beberapa hal diatas tidak terpenuhi misal dokternya judes, nggak pro ASI, nggak mau menjelaskan, lebih baik tinggalkan saja dokter itu. Kita lebih baik mencari alternatif dokter lain dengan cara jurus “Kebo Nyusu Gogle”, atau lewat teman dan karib kerabat kita. Perlu diingat, dokter mahal belum tentu bagus, dan dokter murah belum tentu jelek. Carilah dokter yang cocok dengan kita dan cocok dengan anggaran kita, tidak menjadi masalah gonta-ganti dokter, karena akhirnya kita sendirilah yang akan bertanggung jawab atas kesehatan bayi dan istri kita. Satu hal lagi, jangan menyerah, dan selalu minta rekam medis hasil pemeriksaan istri kita, hal ini akan sangat berguna ketika kita memutuskan pindah dokter atau memutuskan untuk lahiran di daerah asal.(top)


Read more »

BABY BUDGETING

Sumber Gambar:http://www.purebaby.com
Tentunya setiap pasangan suami istri akan sangat bahagia jika telah diberikan anugerah oleh Tuhan berupa kehamilan.  Kehamilan istri bagi saya adalah sebuah rezeki yang begitu besar yang dititipkan Tuhan kepada kami, karena bagi saya, rezeki itu tak hanya berwujud harta/uang. Kesehatan, istri yang sholihah dan keturunan yang sholeh/sholehah juga merupakan bentuk-bentuk rezeki. Banyak pasangan yang secara materi diberikan karunia yang melimpah, akan tetapi belum diberikan rezeki berupa momongan. Dan tiada yang pantas terucap kecuali syukur Alhamdulillah.
Bagi seorang suami, tugas memberikan nafkah lahir dan batin merupakan sebuah kewajiban. Kalaupun ada istri yang bekerja atas ijin suami itu hanyalah bantuan dari istri kepada suami, tanggung jawab tetap pada suami. Dengan kondisi istri saya yang hamil, saya harus berusaha merencanakan anggaran bukan hanya untuk kami berdua, akan tetapi juga buat bayi saya kelak. Bagi saya, yang seorang pegawai biasa, dan hidup di Jakarta, saya dituntut untuk menghemat beberapa anggaran agar tidak besar pasak dari pada tiang. Memang di beberapa kasus, kadang saya sudah merencanakan penganggaran akan tetapi jebol di tengah jalan, yah tidak apa-apa untuk pembelajaran.
Sejak istri dinyatakan positif hamil, saya harus menghemat beberapa post pengeluaran, apalagi diawal awal kehamilan saya masih LDR dengan istri saya. Saya harus memikirkan biaya transport untuk mengunjungi istri saya di jepara. Post yang bisa dikurangi adalah makan, karena bagi saya makan tidak harus mahal, yang penting bergizi . Jika misal sebelumnya makan pakai ayam, telor, bisa diganti dengan tahu atau tempe, jika biasanya minum es teh manis bisa diganti dengan teh tawar atau air putih. Jika biasanya menganggarkan untuk beli  baju baru, ya kita tahan dahulu. Alhamdulillah saya tidak merokok, jadi tidak ada pengeluaran untuk beli rokok, akan tetapi bagi suami yang mungkin merokok, bisa dicoba untuk dikurangi merokoknya, syukur-syukur bisa berhenti merokok. Setiap suami mungkin akan berbeda di post mana dia bisa menghemat anggara, tergantung kondisi masing-masing.
Ketika gajian, setelah dikurangi untuk zakat,infaq atau shodaqoh, dan kewajiban bulanan lainnya seperti listrik, saya  dan istri memisahkan anggaran untuk persiapan melahirkan di rekening terpisah. Harapannya agar tidak di otak-atik, walapun kadang saya masih suka otak-atik sedikit.hehe. Selain itu, saya juga harus menganggarkan biaya untuk periksa rutin tiap bulan ke dokter spesialis. Periksa tiap bulan ke dokter spesialis ini adalah pilihan, tidak wajib, bisa lewat bidan atau dikommbinasikan antara bidan dan dokter spesialis. Bagi kami saat itu, saya dan istri sangat pengin tahu perkembangan janin tiap bulan, makanya kami pilih dokter spesialis yang ada fasilitas USG nya. Anggaran periksa sudah  termasuk untuk biaya suplemen/multivitamin yang diberikan.
Untuk masalah gizi ibu hamil, bisa dicari menu yang walaupun murah tapi kaya akan gizi, missal tempe,tahu,sayur-sayuran serta buah-buahan. Sebagai suami tidak ada salahnya menahan dan mengalah untuk memberikan menu yang disukai dan terbaik buat istri dan janinnya.
Selain makan dan periksa, hal yang perlu dianggarkan adalah kebutuhan/perlengkapan bayi baru lahir. Tidak harus beli sekaligus banyak, tapi di sesuaikan dengan kebutuhan, karena pertumbuhan bayi biasanya cepat, banyak baju yang akhirnya tidak dipakai dikarenakan sudah tidak muat. Cukup beli kebutuhan pokok bayi yang baru lahir serta kebutuhan ibu pasca melahirkan. Untuk baju, jangan beli banyak-banyak soalnya banyak yang ngasih kado (hehe..ngarep.com).
Anggaran berikutnya yang sangat penting adalah biaya melahirkan. Kita harus pro aktif mencari rumah sakit yang bagus dan terjangkau biayanya. Jika anda pegawai/pns coba tanyakan apakah ada fasilitas asuransi askes atau jamsosteknya. Waktu itu saya dan istri akhirnya memilih untuk melahirkan di Bidan, selain murah, banyak pertimbangan dan penilaian yang telah kami lakukan.
                Jika anda seperti saya, keluarga yang merantau , atau berstatus sebagai kontraktor (ngontrak-red), kebanyakan istri dan suami akan memilih untuk melahirkan di daerah asal, sehingga biaya transport pulang sebelum lahiran perlu dianggarkan, mode transportasi apa yang mau dipilih juga harus dipertimbangkan pada saat itu saya memilih kereta api.
                Selain beberapa anggaran di atas, saya juga menganggarkan untuk biaya aqiqah. Pada waktu itu, hasil USG menunjukkan insyaallah anak saya laki-laki, jadi saya harus menyaiapkan anggaran untuk beli 2 kambing beserta biaya masaknya. Banyak pilihan penyedia jasa aqiqah, biasanya sudah berbentuk paket-paket, jadi kita bisa menyesuaikan paket yang kita pilih dengan anggaran kita. Oleh karena itu, survey dan pencarian informasi akan jasa aqiqah harus di lakukan.
Memang kelihatannya butuh banyak anggaran, tapi bagi saya, saya yakin Tuhan telah mengukur kadarnya. Saya yakin bahwa anak membawa rezeki yang telah Tuhan karuniakan kepadanya. Tinggal kita memaksimalkan ikhtiar dan memperbanyak doa, rezeki muncul dari arah yang tidak disangka-sangka.
Akhirnya kita manusia hanya merencanakan, termasuk dalam persiapan financial menuju kelahiran buah hati kita. Tidak perlu khawatir jika tidak terpenuhi, jika sampai hari H ada pengeluaran ekstra. Yang lebih baik kita pikirkan adalah keselamatan ibu dan bayi dari pada kita memikirkan berapa dana yang kita keluarkan, karena Anak adalah investasi masa depan, investasi dunia akherat. Wallahua’lam. (top)


Read more »

Kamis, 23 Mei 2013

KEBO NYUSU GOGLE


Saya teringat peribahasa jawa yang berbunyi Kebo Nyusu Gudel, yang artinya kurang lebih adalah bahwasanya dalam belajar atau mencari ilmu seseorang yang lebih tua pun harus mau belajar atau berguru kepada orang yang lebih muda bahkan anak kecil sekalipun kalau memang orang yang lebih muda atau anak kecil tadi yang mempunyai ilmu. Begitu juga dengan kita para calon ayah, kita harus sudah mempersiapkan mental dan pengetahuan sejak dini untuk menjadi seorang ayah.
Saya yakin, pengalaman adalah guru yang terbaik, pengalaman-pengalaman dari seseorang atau ahli yang tertuang dalam sebuah buku adalah salah satu sumber pengetahuan yang baik. Maklum, seseorang calon ayah baru seperti saya, tentunya masih minim akan ilmu parenting, seluk beluk ibu hamil, pasca melahirkan, ASI, kesehatan bayi, perawatan bayi atau segala sesuatu yang berhubungan dengan itu. Alhamdulillah, beberapa teman memberikan buku-buku parenting sebagai kado pernikahan kami, dan itu pun sampai sekarang belum habis untuk di baca. Kadang sebagian ayah sudah memiliki pengetahuan akan bagaimana dia harus mendidik anaknya, akan tetapi terkadang kita lupa mempelajari tentang proses menuju kelahiran anak, tentang kehamilan istri, tentang makanan yang baik untuk ibu hamil, kondisi-kondisi yang biasa dialami ibu hamil, pasca melahirkan, bahkan sampai tentang ASI dan seluk beluknya. Kita beranggapan bahwa hal-hal itu hanya domain dari istri kita saja. Padahal kenyataannya tidak demikian, seorang suami juga harus memiliki berbagai pengetahuan terkait hal tersebut dikarenakan kita adalah support system isteri kita.
Kita mungkin akan khawatir, tidak tahu apa yang harus dilakukan jika ternyata muncul flek di awal kehamilan, atau menganggapnya biasa, cenderung cuek. Jika kita sudah mempunyai pengetahuan tentunya kita bisa bersikap dan bertindak membantu istri kita ketika mengalami masa-masa morning sickness, atau mengalami pendarahan atau hal-hal yang terkait dengan kehamilan. Mungkin kita juga akan biasa saja dan cuek jika anak kita diberi Susu Formula, atau menganggapnya sama saja dengan ASI, padahal ketika istri kita berniat memberikan asi eksklusif, benteng terakhir nya adalah sang suami. Atau kita mengalami kebingungan tentang kontroversi imunisasi, ada yang membolehkan ada yang mengharamkan. Tentunya semua itu harus dilandasi ilmu dan pengetahuan, sehingga kita tidak menjadi generasi yang hanya ikut-ikutan. Oleh karena itu, kewajiban kita sebagai suami adalah ikut belajar terkait semua hal yang berkaitan dengan kehamilan istri dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya.
Di jaman sekarang ini, tidaklah susah untuk mencari informasi terkait itu  semua. Be A Google Man,begitulah nasehat dari seorang ayah. Kita sebagai suami tak perlu malu membuka situs-situs parenting, situs-situs tentang kehamilan, menyusui, atau sekedar survey harga kebutuhan bayi kita. Kelak, hal ini sangat membantu dan berguna ketika anak kita lahir. Pengetahuan suami akan hal ini akan sangat membantu tugas istri, ketika istri kita sibuk tentunya mereka akan sedikit berkurang waktunya untuk membaca atau memperoleh informasi, karena dia sudah berkutat dengan si buah hati. Di saat ini tugas kita sebagai suami untuk mensuport istri kita, mengingatkan, memotivasi dan memberikan informasi yang belum diketahui isteri kita.
So, tidak perlu malu untuk belajar, kepada anak yang berusia lebih muda jika dia memiliki ilmu dan tidak perlu malu ketika kita di sela-sela kesibukan kita kita menyempatkan belajar dengan membuka situs-situs tentang kehamilan,forum anak dan bunda,ataupun forum-forum sejenis lainyya. Tidak perlu malu ketika kita menyempatkan untuk membuka situs babyshop untuk sekedar survey harga kebutuhan anak kita. Maka benarlah peribahasa Kebo Nyusu Gogle.(top)





Read more »

Rabu, 22 Mei 2013

NGIDAM?




Di awal-awal kehamilan, saya dan istri saya masih terpisahkan jarak antara Jakarta dan Jepara. Saya hanya bisa minta tolong kepada dua rekan kerja istri saya dan bapak ibu kost tempat mereka tinggal untuk menjaga istri saya. Sangat tidak menyenangkan bagi seorang suami yang tidak bisa mendampingi istrinya di awal-awal kehamilannya. Pada saat ini istri membutuhkan dukungan dari orang sekitarnya. Kebanyakan ibu hamil mengalami gejala mual-mual, pusing dan muntah terutama di usia kehamilan 1,5-4 bulan. Dalam salah satu penelitian, bahkan disebutkan bahwa 50-70% wanita hamil mengalami gejala mual dan muntah. Meminjam istilah orang jawa, bahwa hal yang dialami ibu hamil ini sering disebut dengan ngidam. Sebagian wanita hamil merasakannya sepanjang hari, ada juga yang hanya timbul ketika sore hari, sebagian lagi merasakan gejala ngidam ini jika pada malam harinya kurang tidur. Namun sebagian besar gejala ngidam biasanya timbul di pagi hari, oleh sebab itulah ia dikenal juga dengan istilah ‘morning sickness‘.
Hal ini juga dialami oleh istri saya, pusing, mual-mual, tidak selera makan sehingga dia kekurangan tenaga. Sering dia bercerita, ketika di kantor dia sering istirahat di mushola karena saking lemasnya. Bahkan jika dia merasa tidak kuat, dia pulang ke kost untuk istirahat. Beruntung istri saya di bantu teman kerjanya serta ibu/bapak kost. Alhamdulillah ibu kost pun pengertian, beliau kadang memasakkan sesuatu untuk istri saya, atau bahkan membelikan bubur untuknya. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan, bahwa istri saya dikelilingi oleh orang-orang baik dan suka menolong.
Ketika weekend tiba, seperti biasa saya bersiap siap pulang ke Jepara. Sebelumnya saya harus mencari oleh-oleh pesananya. Waktu itu istri saya minta untuk dicarikan permen Jahe , jahe wangi, dan coklat Beng-Beng. Ku sempatkan mampir di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan, beberpa bungkus permen jahe dan beberapa kardus beng-beng telah kudapat. Saatnya pulang ke Jepara dengan naik bus langganan.
Alhamdulillah, jahe wangi dan permen jahe mampu mengurangi rasa mual yang dialaminya. Sedangkan coklat beng-beng mampu memberikaan sedikit energy untuknya, karena saat itu dia susah makan. Banyak saran dari teman untuk membelikannya es krim, memang katanya es krim di sarankan untuk menambah asupan energy ke ibu hamil. Saya pun membelikannya. Istri saya juga penginnya buah yang segar, Alhamdulillah di dekat kost nya di jepara ada yang jual rujak.
Beberapa dokter menjelaskan bahwa ini adalah normal, perubahan hormonal di duga menjadi penyebab wanita mengalami nyidam. Wanita hamil akan menjadi lebih sensitif secara emosiaonal maupun sensitive terhadap makanan. Sebagai suami kita harus lebih sabar dalam menghadapinya.
Pernah di saat sebelum balik ke Jakarta, istri saya singgah di Semarang dahulu di rumah orang tuanya. Saat itu hujan deras, istri saya minta nasi goreng tapi harus nasi goreng yang biasa berkeliling melewati perumahan tempat mertua saya. Alhamdulillah ibu punya no hapenya, dihubungilah penjual nasi goreng itu, dan ternyata dia tidak jualan. Akhirnya Bapak Mertua saya yang memasakkan nasi goreng untuk putrinya. Pernah juga ketika di Jakarta, istri saya minta dibelikan kue ape. Kue ape atau serabi Jakarta merupakan jajanan khas dari Jakarta, bentuknya menyerupai pancake. Alhamdulillah di ketika berangkat ke kantor saya menemukan penjual kue ape dipinggir jalan.
Banyak mitos yang beredar di masyarakat Jawa, kalau istri ngidam tidak dituruti anaknya akan ngeces, padahal kenyataannya tidak demikian. Tetapi sebagai suami, ketika permintaan istri masih dalam tahapan wajar, tidak ada salahnya kalau diturutin. Pada masa ini memang kondisi istri lagi lemah, mungkin sering mual,kram,cepat capek, makanya perhatian dari suami sangat dibutuhkan, dan di beberapa kasus memang inilah cara ampuh untuk memperoleh perhatian suami.
Yang jelas, ngidam terkait juga dengan kondisi emosional atau psikis dari istri kita. Mereka menginginkan kita untuk memperhatikan mereka, sebagai suami kita harus peka terhadap kondisi istri kita. Jika ngidamnya wajar, tidak melanggar aturan agama, maka turutilah, karena dia adalah calon ibu dari anak kita!. (top)
Read more »

DUA STRIP YANG DINANTIKAN


Bagi pasangan suami istri segera memiliki anak adalah hal yang paling diharapkan, termasuk saya. Sejak awal menikah kami berkomitmen untuk tidak menunda untuk memiliki momongan. Mungkin sebagian wanita di awal pernikahannya akan sering menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang kadang menjengkelkan. “ Sudah isi apa belum? Si fulanah sudah hamil padahal duluan kamu nikahnya?. Banyak wanita mungkin menjadi tertekan karena pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Saya dan istri saya pun terus berikhtiar dan berdoa agar Allah memberikan rezeki dan karunianya berupa anak kepada kami. Masa awal-awal pernikahan yang menjadi ujian dikarenakan kami harus berpisah jarak menjadi tantangan tersendiri bagi ikhtiar kami.
Bagi kami, anak adalah amanah, jika Tuhan memberikannya dengan cepat wajib kita syukuri, tetapi jika belum tentunya kita tidak boleh berputus asa, banyak berdoa dan memaksimalkan ikhtiar. Karena kami menjalani LDR di awal-awal pernikahan maka otomatis hari sabtu ahad adalah hari yang kami tunggu-tunggu. Kami harus memaksimalkan kualitas pertemuan kami walaupun dari segi kuantitas kami hanya bertemu sepekan sekali tiap weekend. Hampir setiap pekan saya pergi ke jepara, dan kadang juga istri saya yang ke Jakarta.
Segala sesuatunya memang harus dibekali ilmu, banyak orang melakukan sesuatu mungkin tidak di dasari ilmu. Dalam merencanakan program mempunyai anak saya tentunya harus banyak belajar akan pengetahuan-pengetahuan yang belum saya ketahui. Dengan kemajuan teknologi sekarang, sangat mudah mencari informasi dari internet tergantung dari kemauan kita sendiri untuk belajar. Saya mulai belajar tentang masa subur wanita, siklus menstruasi dan lain-lain. Banyak situs penyedia jasa konsultasi dokter yang menyediakannya. Saya iseng baca-baca saja, dan oo ternyata begitu.
Dari segi agama pun harus kita pelajari, karena menurut keyakinan saya yang seorang muslim, apa yang kita lakukan adalah ibadah. Alhamdulillah sebelum menikah dulu saya sudah membeli buku tentang pernikahan, segala sesuatunya telah di kupas secara singkat di situ.
Di suatu pekan saya melihat kalender, dan ini adalah masa subur istri saya. Kebetulan pada waktu itu saya ada agenda untuk reuni dengan teman-teman kuliah dulu. Mereka semua mengajak istrinya masing masing, maka untuk pekan ini istri saya yang datang ke Jakarta.
######
Di bulan berikutnya, kami berharap cemas, apakah istri saya hamil atau tidak. Kami terus berdoa dan tiada berhenti berharap. Pada hari pertama siklus menstruasi istri, tamu bulanan pun belum datang. Ah..mungkin masih telat seperti biasanya, memang kadang istri saya telat beberapa hari. Kebetulan pekan itu kami ada beberapa tanggal merah, saya manfaatkan moment itu bersama istri untuk mengunjungi orang tua di semarang dan wonogiri. Sepulangnya dari wonogiri, tamu bulanan istri saya masih belum juga datang. Saya semakin penasaran, akhirnya saya suruh istri untuk beli testpack. Ketika melakukan test pertama kali, istri saya mengatakan hasilnya negatif. Dan saya pun hanya bisa memotivasinya, kita harus banyak ikhtiar dan banyak berdoa lagi. Di hari berikutnya ternyata si tamu bulanan juga belum datang, atas inisiatif sendiri istri saya membeli testpack untuk melakukan tes yang kedua. Dan Alhamdulillah, istri saya waktu itu menelpon, bahwa hasil dari test yang kedua ini adalah dua strip alias positif. Alhamdulillah, saya sangat bersyukur kepada Allah, bahwa saya akan menjadi seorang ayah. Kegembiraan saya, saya luapkan dengan menelpon nya lama, maklum mau memeluk pun terpisahkan jarak antara jakarta-jepara. Saya pun mengabarkan berita gembira ini kepada orang tua saya di wonogiri.
Di akhir pekan saya berjanji akan menemaninya memeriksakan ke dokter spesialis kandungan untuk memastikan hasil test ini. Saya pun bingung mau membawa oleh-oleh atau kejutan apa untuk istri saya. Saya kepikiran membuatkan sebuah mug yang ada gambar foto kami berdua untuknya. Desain sederhana telah saya buat, saya pun meluncur ke terminal Blok M untuk memesannya. Satu buah mug telah jadi, kemudian sekalian saya print out foto itu di media kaos, jadi bisa saya pakai pas saya menjenguknya di jepara.
Akhirnya, akhir pekan yang dinantikan tiba, saya mengantarnya ke dokter spesialis kandungan di dekat kost nya di Jepara. Dan Alhamdulillah hasilnya memang positif, istri saya hamil. Tiada kata yang pantas terucap selain syukur Alhamdulillah, akhirnya dua strip yang dinantikan telah datang.(top)
Read more »

LDR (Long Distance Relationship)


Sepekan setelah menikah, saya dan istri mulai kembali ke aktivitas masing-masing. Saat itu istri saya masih berstatus CPNS di salah satu instansi pemerintah.  Karena istri saya adalah Sarjana Teknik Geodesi, maka berdasarkan kebijakan kantor , cpns yang latar belakang pendidikannya Geografi, Geodesi di perbantukan ke Kabupaten-kabupaten untuk membantu pekerjaan di sana. Sempat sekitar tiga bulan di tugaskan di Cilegon, kemudian saat menikah istri saya ditugaskan di kabupaten Tegal, Jawa Tengah.  Otomatis kami harus menjalani LDR (Long Distance Relationship), saya di Jakarta dan istri saya di Tegal.
Hanya sekitar sepekan di Tegal setelah pernikahan, istri saya mendapat surat tugas baru yaitu di perbantukan di Kabupaten Jepara Jawa Tengah. Jarak antara Jakarta-Tegal, dengan Jakarta-Jepara tentunya lebih jauh jarak antara Jakarta-Jepara. Istri saya beserta dua rekan kerja nya yang sama-sama masih CPNS  ikut ditugaskan di Jepara. Di Jepara mereka tinggal di sebuah rumah seorang penduduk  di dekat kantor, yang sudah di sewa oleh pihak kantor.
Dulu, sempat saya berpikir, Jakarta Tegal relatif cukup dekat, bisa tiap pekan pulang menemui istri saya dengan naik Kereta atau Bis, tetapi sekarang saya harus berfikir ulang mencari berbagai mode alternatif transportasi untuk mengunjungi istri saya di Jepara. Banyak hal yang harus dipertimbangkan, terutama masalah harga. Bagi pegawai seperti saya, pulang tiap pekan juga merupakan sebuah tantangan, di satu sisi saya ingin bertemu istri di sisi yang lain uang tidak mencukupi. Akhirnya pilihan saya jatuh kepada bus, karena disamping harganya murah, saya melihat bus-bus jurusan Jakarta-Jepara bagus-bagus dan nyaman, itupun saya harus menghemat uang makan dan menyimpannya untuk membeli tiket bus.
Setiap kamis malam saya sudah  harus packing dan menyiapkan barang apa saja yang perlu di bawa, termasuk oleh-oleh untuk istri saya tercinta. Jumat sore saya langsung bergegas ke terminal lebak bulus, mengejar jadwal keberangkatan bus sekitar jam  16.30-18.00 WIB. Kadang saya kesana dengan naik bajai,taksi maupun ojek. Sampai di terminal pun saya sudah hafal dengan agen tiket bus nya, yang sehari sebelumnya saya sudah menelpon untuk memesan tiket bus. Belajar dari pengalaman ketika mau mencari tiket bus di terminal Lebak Bulus, lebih baik langsung pesan ke agen resminya saja, dulu saya sempat bertengkar dengan calo-calo yang memang seringkali di jumpai di terminal.
Saya selalu menikmati perjalanan saya, dengan naik bus bersama para perantau lainnya. Setiap pekan mereka juga pulang untuk menemui keluarga mereka tercinta, rasa lelah capek akan terasa hilang ketika kita bertemu dengan keluarga tercinta, apalagi saya yang masih pengantin baru ,hehe. Keluarga adalah tempat kita memompa kembali semangat kita yang mulai menipis tergerus kejenuhan dan kecapekan dalam bekerja.
Menjalani LDR apalagi ketika masih pengantin baru merupakan ujian tersendiri. Oleh karena itu harus ada komitmen antara suami istri, kepercayaan,tanggung jawab, serta komunikasi yang harus terjalin dengan baik. Hampir setiap malam saya menelpon istri saya ketika dia di Jepara. Dan istri saya pun hafal jam-jam ketika saya menelpon. Kemajuan teknologi pun perlu kita manfaat kan untuk terus menjaga komunikasi kita dengan istri tercinta, entah dengan ym kah, skype ataupun yang lainnya. Istri kita akan sangat senang ketika diperhatikan, ditanya bagaimana kabarnya, atau sekedar ditanya sudah makan apa belum. Selain itu suami harus mempunyai kemampuan yang baik untuk mendengar, mendengarkan segala keluh kesahnya, mendengar segala curahan hatinya. Untuk itulah kita diberikan satu mulut dan dua telinga serta hati untuk merasa.
Selain komitmen, kepercayaan,tanggung jawab, komunikasi yang harus senantiasa di bangun, kami belajar  ada hal yang utama yang tidak boleh di tinggalkan yaitu berdoa kepada Tuhan YME. Kami sadar Tuhanlah yang menyatukan kami, Tuhanlah yang menganugerahkan rasa cinta di hati kami, maka hanya kepada Tuhanlah kami memohon agar rasa sayang kami terpelihara, sehingga tewujudlah sakinah, mawaddah wa rohmah di keluarga kami.
Hari berganti hari terlewati, bagi saya akhirnya jarak Jakarta jepara menjadi dekat, karena saya terbiasa pulang setiap jumat. Banyak diluar sana suami yang senasib dengan saya, bahkan diantara mereka ada yang menyebut kami para suami PJKA alias Suami Pulang Jumat Kembali Ahad. Saya pun menyukai bumi kartini itu, keramahan bapak ibu kost yang menganggap istri saya anak sendiri menjadikan kami sangat akrab. Hari libur kami manfaatkan untuk menikmati Kota Jepara dengan jalan-jalan bersama di berbagai obyek wisata disana. Tiga bulan akhirnya berlalu dan Alhamdulillah istri saya kembali mendapatkan surat tugas dan kali ini di perbantukan di kantor pusat di Jakarta.
Kami senantiasa bersyukur kepada Tuhan, dengan segala pelajaran dan hikmah yang telah di ajarkan kepada kami. Pengantin baru harus terpisahkan jarak dan waktu, membuat kami  banyak belajar, menghargai sebuah pertemuan.  Kami banyak belajar untuk mencoba saling mengerti dan memahami, kami banyak belajar  untuk menjadi  insan yang lebih sabar dan lebih kuat.(top)



Read more »

Selasa, 19 Maret 2013

NILAI OLAHRAGAKU DAPAT ENAM

Ilustrasi Internet

Kenapa terlambat? tahu ini sudah jam berapa? bentak guru olahragaku .” Maaf pak tadi kelamaan nunggu bisnya”. Ya sudah sekarang lari keliling lapangan dulu !..hiks..hiks aku dapat hukuman. Dan akhirnya akupun bergegas, lari keliling lapangan, hitung-hitung pemanasan dulu lah.
Waktu itu adalah tahun- tahun pertamaku aku sekolah di salah satu SMU di kota bengawan. Aku memang terkenal murid yang suka datang telat kalau pelajaran olahraga, sampai-sampai guruku jadi hafal kepadaku. Sebenarnya bukan bermaksud untuk nelat atau malas, tetapi ya kadang nunggu bis nya memang lama kok, maklum dulu jika olahraga siswa di SMU kami biasanya memakai GOR Manahan, Solo. Padahal jarak antara kost dengan GOR Manahan, ya lumayan, harus naik bis kota satu kali, maklum waktu itu belum bawa motor.
Jam pelajaran olahraga di SMU kami dibagi menjadi dua, untuk yang putri biasanya dimulai dari setengah enam sampai jam enam lebih lima belas menit. Kalau yang putra dimulai dari jam enam seperempat sampai jam tujuh atau kadang setengah delapan.
Ya gak tau juga sih…teman-temanku yang lain, yang rumahnya jauh juga tidak telat. Memang dasar bawaan kebiasaan dari SMP mungkin, atau memang waktu itu aku banyak alasan?. Sebenarnya mulai subuh sudah bangun, sudah persiapan, tapi dulu kadang mampir ke kost teman dulu, biar bisa berangkat bersama, eh malah telat bersama-sama juga.
Sebenarnya aku juga termasuk orang yang suka olahraga juga, tetapi selama di kelas satu itu aku sering telat. Jika ada tes olahraga atau ujian pun, hasilnya juga tidak terlalu jelek. Balapan lari? juga gak lambat-lambat amat, voly? Ok juga, sepak bola? kalau cuma nendang juga bisa, tolak peluru? cukup lumayan, lempar lembing? masih diatas rata-rata, dibandingkan temanku yang lempar lembing tapi jatuhnya lembingnya tidak lebih dari satu meter di depannya…he…, basket? Oooo..lempar bola ke keranjang ..juga sering masuk kok…tapi anehnya waktu penerimaan raport, aku kaget..aku dapat nilai enam untuk mata pelajaran olahraga. Beraaat rasanya..kok bisa ya..baru kali ini dalam sejarah aku sekolah, nilai mata pelajaran kesehatan jasmani ku dapat nilai enam. Ternyata setelah ku tanyakan, memang karena aku kurang displin waktu itu, sering terlambat.
Di semester berikutnya, frekuensi keterlambatanku mulai berkurang, ya kadang sama temanku ..yuk ke manahan sekalian jalan-jalan pagi dulu, habis subuh berangkat..jalan santai sampai Manahan, sambil menikmati pemandangan kota Solo waktu pagi. Ya akhirnya nilaiku olahraga ada peningkatan juga.
Ketika kelas dua, aku sempat bertemu kembali dengan guru olahragaku waktu kelas satu, diawal pertemuan beliau mnjelaskan “aturan mainnya”. Terkait dengan kedisiplinan dan lain-lainnya. Ah rupanya beliau masih ingat kepadaku…jadi sasaran deh” tanya saja ke mas taufiq, dulu saya kasih nilai berapa karena sering terlambat” ..pucat pasi mukaku, malu .
Wah aku salut juga sama teman-temanku waktu SMU, luar biasa semangatnya, padahal rumahnya jauh-jauh, mereka dengan semangatnya datang ke Manahan dengan TIDAK terlambat. Apalagi yang putri-putri, harus datang jam setengah enam bro…bayangin, mungkin jam segitu kamu masih pada mlungker di kasur ya? ha.ha. Entah karena takut kena marah sama guru olahragaku, yang kumisnya itu lho..keren pak!..atau takut kalau nilainya jelek gara-gara sering terlambat? Udara dingin bukan menjadi penghalang, pagi-pagi harus mandi ( bagi yang mandi) kadang tanpa sarapan, sambil menahan kantuk berangkat untuk ke Manahan, satu kata OLAHRAGA!

********
             Sekarang kejadian itu sudah berlalu beberapa tahun yang lalu, menjadi sebuah cerita dalam hidupku. Sejenak ku merenung” Ah luar bisa bukan, dulu waktu sekolah demi mendapat nilai baik kita rela bangun pagi, menahan kantuk, menahan dingin pergi ke Manahan untuk menghadiri jadwal pelajaran Olahraga kita. Kita takut kalau dimarahi guru kita, kita takut kalau terlambat nanti dapat hukuman, kita takut kalau terlambat dapat nilai jelek. Sekarang cobalah kita lihat sisi kehidupan kita yang lain, kawan, pernahkah kita merenung, ketika ada panggillan Sholat dari Muadzin yang mengumandangkan adzan, akankah kita langsung tergerak untuk memenuhi panggilan-Nya, apakah kita juga merasa takut kalau terlambat?. Apakah kita juga merasakan takut kalau nilai ibadah kita menjadi tidak sempurna karena kita sering terlambat untuk sholat? Apakah kita juga takut jika suatu saat Allah murka kepada kita dengan memberikan peringatan kepada kita berupa adzab? Mencabut segala nikmat yang dikaruniakan-Nya?. Apakah kita juga berpikir ulang kalau mau MEMBOLOS gak datang sholat?.  Kawan, waktu sholat juga sudah ditentukan jadwalnya, seperti waktu dulu jam olahraga pun sudah ada waktunya, kadang kita menyepelekan sampai mengulur-ngulurnya, mengerjakan di akhir waktu.  Astagfirullahal’adzim.
Ya Rabb, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, ampuni kami karena sering lalai dalam memenuhi panggilan-Mu, berikanlah kemudahan kepada kami untuk melaksanakan sholat diawal waktu, berilah kemudahan kepada kami untuk mendapatkan keutamaan sholat berjamaah. Aamiin.
Read more »

Senin, 18 Maret 2013

TEMBOK SEKOLAHKU JEBOL


Pagi itu, pagi yang cerah, seperti biasa ku lalui aktivitasku seperti biasa. Harus bangun pagi, mampir di warung dulu..beli nasi pecel…lalu berangkat ke sekolah. Ya..dengan ceria berjalan kaki dari kost, memang sekolah ku tak terlalu jauh jaraknya dari kost.
Wow..sudah banyak yang datang ternyata, aku kira masih kepagian. Gerbang khas sekolah, pohon beringin tua dan bangunan sekolah yang “jadul” dan kuno, pemandangan yang setiap pagi kulihat waktu aku sekolah di SMU itu. Tapi jangan salah walaupun tampilan luarnya yang antik dan kuno, tapi SMA ku termasuk salah satu sekolah favorit di kota bengawan.
Langkahku pun ku lanjutkan, melewati lorong kelas, menuju kelas di lantai paling bawah. Ya di bawah, karena waktu itu aku masih duduk di kelas satu SMA. Aku masuk ke salah satu ruangan kelas, tepatnya kelas 1.6. Wah teman-temanku sudah banyak yang datang, mereka sudah memenuhi bangku-bangku dikelas itu. Tapi seperti biasa, empat meja terakhir bagian pojok, itu bagianku dengan teman-temanku. Pojok belakang, yah memang nyaman..duduk di pojok, kalau ngantuk tingal tundukkan kepala sedikit. Pojok kelas 1.6…yang memang sangat nyaman.
Seperti biasa, namanya juga anak SMU, sering usil, iseng, kadang kami dulu ketika waktu senggang ada yang bermain catur, asah otak katanya, atau adu panco..wow..biar kelihatan “ macho” gitu. Tapi ada satu aktifitas lucu dan sepele yang sampai sekarang aku kadang tertawa mengingatnya. Ya..entah yang memulai siapa, setiap orang yang duduk dipojok itu tangannya usil membuat lubang kecil. Cuma iseng sih..pertama memang cuma sebesar lubang paku. Sambil mendengarkan pelajaran dari guru, tangan kami tidak berhenti beraktifitas. Tangan kami masih terus mengebor tembok itu, walau hanya dengan bolpoint. Entah kenapa, teman –teman yang kebetulan duduk di situ juga turut berpartisipasi. Lubang yang semula hanya sebesar lubang paku pun, hari demi hari semakin dalam. Hingga suatu saat kami menemukan alat baru, kayaknya lebih efektif buat ngebor tembok. Memang kreatif juga anak-anak, jangka disamping papan tulis, dan biasanya digunakan untuk menggambar di waktu pelajaran matematika pun kami ambil. Di salah satu bagiannya ada bagian yang lancip, dan satu bagiannya untuk tempat kapur. Ngebor  terus…..pokoknya, entah waktu itu aku juga tidak tahu tujuannya untuk apa. Akhirnya suatu hari..tibalah giliranku duduk di pojok kelas. Aku pun juga ambil bagian dalam aktifitas “ ngebor”. Jangka pun kuputar sedikit demi sedikit, melanjutkan lubang yang dibuat temanku, dan akhirnya..krek..woi..tembus. Aku juga tidak habis piker, tembok kelas yang lumayan tebal itu akhirnya tembus juga, perjuangan yang luar biasa kawan. Sedikit demi sedikit akhirnya jebol juga ni tembok. Ah dasar  temanku semakin iseng saja, lubang yang tembus tadi semakin dibesarkan, hingga akhirnya tanganku pun sampai bisa muat. Tembus sampai parkiran luar, wow hembusan angin sampai terasa. Agar tidak ketahuan guru, kami pun menyumpal lubang tadi dengan kertas-kertas. Ya kalau ingin tahu suasana luar, dan biar lubang angin kembali terbuka, kertas itu kami ambil. Akan tetapi bagaimanapun kami sembunyikan akhirnya ketahuan juga. Wah waktu aku duduk dibelakang ada seorang guru yang pengin tahu lubang karya kami.  Ehm..besar juga ya,.. takut juga ni, ntar kalau dihukum bagaimana?. Keringat dingin keluar..apalagi waktu itu..kepala sekolah kami terkenal seram. Tapi akhirnya kami hanya disuruh untuk menambal tembok itu, dan mengecatnya seperti semula. Pada akhirnya kawan-kawanku bersama-sama menambal lubang angin itu. Untung waktu itu sekolah kami sedang membangun beberapa bangunan tambahan.
……………..
Kawan..itu salah satu kejadian yang pernah aku alami sewaktu SMU dulu. Dan sekarang aku pun sejenak merenung, ternyata tembok sekolahan yang tebal itu pun akhirnya jebol dari usaha pengeboran yang dilakukan terus menerus. Bagaimana dengan iman kita? Setiap hari kita selalu berhadapan dengan musuh bebuyutan kita, syetan laknatullah ‘alaihi. Setiap hari syetan tak henti-hentinya mengebor keimanan kita, mulai dosa yang kecil, yang kita remehkan dan ternyata jika dilakukan terus menerus bukan tidak mungkin akan menyeret kita untuk melakukan dosa besar dan menjebolkan tembok keimanan kita. Kita berlindung kepada Allah semoga kita dilindungi dari godaan syetan yang terkutuk. Syetan pun sangat lihai memainkan strateginya, dengan cara ini tidak berhasil, mereka mencari cara yang lain. Dan hal ini telah mereka lakukan sejak berjuta-juta tahun yang lalu, sejak jaman nenek moyang kita, nabi Adam As.
Hanya Allah lah tempat kita untuk berlindung, hanya kepada Allah lah kita memohon pertolongan agar Allah semakin menguatkan tembok keimanan kita.
Kawan, ternyata..lubang angin yang dulu kami sembunyikan dengan menutupnya dengan kertas putih akhirnya ketahuan juga. Begitu juga mungkin dengan dosa dan kebusukan tingkah laku kita, mungkin lama kelamaan akan tercium dan ketahuan juga.
Ya semoga diri ini masih diberikan kesempatan oleh Allah untuk senantiasa bertaubat, memohon ampun akan kesalahan kita, diberikan kesempatan untuk menambal lubang kejahatan, lubang dosa kita dengan perbuatan baik. Ya Allah..berilah kami semua kesempatan itu. Aamiin.


Read more »

Rabu, 13 Maret 2013

WISUDA SARJANA


Hari itu tanggal 3 September 2009, hari yang ditunggu –tunggu beberapa mahasiswa di kampus kami. Ya karena hari itu memang hari wisuda program Pascasarjana, PPDS dan sarjana. 
Hari itu juga merupakan salah satu hari yang membahagiakan buat saya. Setelah beberapa tahun akhirnya wisuda juga. Persiapan dari rumahpun dilakukan. Pagi-pagi kami sudah berangkat menuju solo untuk menghadiri acara wisuda dikampus. Ditemani ibu dan bapak serta mbak Rati , mbak yang mengasuhku waktu kecil ketika ditinggal ibu mengajar, yang juga tetanggaku.
Sesampainya di kampus, seperti dugaan, kampus ramai sekali, banyak calon-calon wisudawan yang telah datang bersama keluarganya. Kebetulan kami mendapat shift gelombang kedua dalam acara wisuda periode ini, maklum auditoriumnya tidak muat untuk menampung wisudawan.
Suasana pagi itu gerah sekali, panas, apalagi harus memakai pakaian TOGA. Tetapi suasana panas tak menghalangi kebahagiaan para wisudawan. Senyum-senyum bahagia masih tersungging dari bibir mereka. Ya walaupun panas dan kebetulan juga pas bulan Ramadhan, tetap semangat pokoknya. Banyak godaan memang, puasa-puasa, haus, snacknya pun cukup dibungkus dibawa pulang.
Akhirnya giliranku tiba, namaku dipanggil, eh..dibelakangnya dikasih embel-embel SE…padahal orang tuaku dulu tidak memberi itu dinamaku..ya gak apa-apalah. Aku pun dipanggil maju kedepan oleh Bapak Dekan dan kemudian diberi ijazah. Tali kuncir di topi toga dipindah tempat dan yah…selesai. Setelah itu keluar sholat dan foto-foto bareng bersama teman-teman.
Ijazah sudah ditangan, transkrip dengan nilai pas-pasan, he..he ya cuma dengan IPK 3 lebih sedikit, walaupun tidak dengan pujian tapi alhamdulillah juga tidak dengan cacian. Ketika ku pandangi transkrip nilaiku, ha..ha parah ternyata..ada yang 2,2,2 alias C di beberapa mata kuliah, yang dapat B juga ada A juga ada tapi sedikit. Jadi teringat masa-masa kuliah dulu, untuk mencapai nilai itu ya butuh usaha dikit, minimal ngopi catatan teman katika mau ujian buat belajar, datang ujian dengan jadwal yang tepat serta membawa KRS, inilah yang penting, soalnya dulu sempat kejadian sudah belajar eh..lupa jadwalnya seharusnya ujian jam 07.00 aku berangkat jam 12.00..akhirnya tidak lulus mata kuliah itu.
Saya yakin usaha yang luar biasa juga dilakukan oleh mahasiswa yang lain, usahanya dalam belajar, usahanya dalam membayar uang SPP, uang kontrakan, uang kost, uang buku. Usahanya dalam mengerjakan skripsi yang kadangkala bikin males…walaupun ada juga mahasiswa yang dengan usahanya agar bisa lulus ujian, nitip absen dll..hayo siapa ? pada ngaku..ha..ha.. dan akhirnya..walaupun agak terseok-seok, agak telat lulusnya, hari ini kita wisuda bro! sebuah prosesi pelepasan gelar Mahasiswa dan pengangkatan menjadi PNS alias Pengangguran Ning Sarjana ( walaupun tidak semuanya) . Itulah kisah kita kawan, semoga fase kita di kuliah bisa jadi cerita klasik untuk masa depan.
############
Sahabat, wisuda di kampus kita sudah kita lalui, ada yang dapat IPK pas-pasan, IPK dengan pujian . Ya tergantung usahnya dulu ketika waktu kuliah, tapi kita senang kan bisa lulus?. Yang menjadi pikiran adalah bagaimana wisuda kita nanti dari kampus kehidupan ini? kalau di kampus kita dulu nitip absen mungkin nggak ketahuan dosen, ngopi paste tugas juga nggak ketahuan..tetapi bagaimana dengan di akherat nanti? apa bisa kita nitip absen waktu sholat? apa bisa kita menipu Allah Yang Maha Tahu?. Rekaman-rekaman tingkah polah kita sudah terekam dengan lengkap, lebih canggih dari hanya sekedar sadapannya KPK atau Polisi, lengkap selengkap-lengkapnya. Bahkan tangan, kaki kita akan bersaksi, bisakah kita untuk mengelak?
Kalau dulu kita di kampus dapat nilai D bisa kita remidi, apa ada di hari penghitungan nanti?. Padahal kita sadar nilai-nilai kita dikampus kehidupan dunia ini masih banyak yang merah…masih banyak kekurangan sana-sini, kalau kita tak remidi sekarang mau kapan lagi?.
Kalau dulu kita maju kedepan dipanggil kemudian dikasih ijazah dengan kedua tangan oleh Dekan, bagaimana di hari penghitungan nanti?. Apakah kita termasuk ashabul yaamiin..golongan orang-orang yang menerima catatan amal dari tangan kanan, atau orang –orang yang menerima catatan amal dengan dilemparkan?.
Saatnya kita terus berusaha memperbaiki diri, terus berusaha untuk beramal sholih agar Allah ridho dan memberikan nilai yang baik untuk kita. Kampus kehidupan ini juga sangatlah pendek tetapi kehidupan setelah kampus ini kekal. Semoga kita bukan termasuk orang-orang yang menyesal di hari penghitungan. Ya Allah, Yang Maha Membolak-balikkan hati, kokohkanlah hati ini dalam dien dan ketaqwaan kepada-Mu. Golongkanlah kami dalam orang-orang yang mendapatkan pertolongan di hari perhitungan, dan hanya kepada-Mu kami berserah diri
Read more »

RAPORT DIK LINTANG

Ilustrasi dari Internet
Beberapa hari yang lalu, Lintang, keponakanku yang masih duduk di bangku kelas 1 di sebuah SDIT di daerah kami menerima raport. Hari itu dia memang tidak masuk sekolah, raportnya diambilkan oleh neneknya. Sesampainya di rumah, sang nenek pun mengabarkan hasil prestasi dari cucunya ini. “Alhamdulillah dapat rangking satu”, senyum kebahagiaan tersungging di bibir gadis kecil itu. Dia terlihat sangat bahagia, dilihat nilainya memang luar biasa, rata-rata nilainya 90 lebih. Lintang pun sangat senang dengan prestasi itu, terbayang- bayang di benaknya akan hadiah yang akan diberikan bapak, ibu, dan tantenya karena telah berhasil meraih juara satu dikelas.
Lintang memang seorang gadis cilik yang terbilang cukup cerdas, ketika masih TK saja dia pernah berhasil menjadi juara dua dalam lomba ceramah tingkat kabupaten. Akan tetapi prestasi yang diraihnya kali ini bukan tanpa usaha dan kerja keras. Masih teringat ketika musim ujian, Lintang sakit, tapi dia tetap masuk sekolah, dan dia tetap belajar. Bahkan ketika dia kelelahan dan tertidur pun dia mengigau tentang apa yang dibacanya tadi ketika belajar. Lintang, gadis cilik itu juga harus bangun pagi-pagi, sholat, mandi, dan sarapan dikarenakan mobil jemputan dari sekolahnya jam 6.30 sudah menunggu di dapan rumah. Memang jarak sekolah lintang dengan rumahnya sekitar 8 km. Hal itu dilakukannya setiap pagi. Tanpa jajan dan bekal, karena memang sudah peraturan dari sekolahan. Snack, makan siang, dan minuman telah di sediakan oleh sekolahan. Ketika dia diberi uang saku oleh tante-tantenya, bapak, ibu atau neneknya, dia tabung semua. Katanya, “mau ku tabung untuk beli komputer mas, tabunganku sudah sampai Rp 200.000 an”. Di samping usaha kerasnya dalam belajar, Lintang termasuk gadis kecil yang menjaga sholatnya. Ketika dulu dia menginap dirumahku, suasana pagi itu masih sangat dingin, tapi ketika dia dibangunkan untuk sholat subuh, dia langsung bergegas menuju kamar mandi dan berwudhu. Setelah itu dia sholat subuh dua rakaat. Di saat anak-anak se usianya di daerah kami masih terlelap tidur, dia sudah bangun untuk sholat subuh. Di saat teman-teman seusianya di SD lain jam 10 pagi mungkin sudah pulang sekolah, dia jam setengah dua siang baru sampai di rumah. Di saat siswa-siswa di SD lain cuma belajar beberapa mata pelajaran saja, dia harus belajar ekstra dikarenakan disekolahnya banyak pelajaran yang tidak diajarkan seperti di SD lain. Di saat teman-teman seusianya menikmati jajan dari uang sakunya, dia memilih untuk menabung guna membeli komputer. Dan akhirnya kerja kerasnya membuahkan hasil yang manis di rapotan semester ini, dia mendapat rangking satu.
**************
Sahabat, saya begitu banyak belajar dari Lintang, gadis kecil yang baru duduk di kelas 1 SD. Segala sesuatu itu memang harus diperjuangkan, butuh usaha, kerja keras, dan doa. Kadangkala kita hanya melihat kesuksesan seseorang tanpa melihat pahit getir perjuangannya. “Dia kan beruntung, dia kan anak orang kaya, dia kan… “, berbagai penilaian negatif kadangkala kita lontarkan kepada seseorang yang berhasil memperoleh prestasinya. Padahal boleh jadi penilaian negatif kita tidak benar, bisa saja seseorang mendapatkan sebuah kesuksesan memang itu hasil dari kristalisasi keringat dan usahanya. Terlalu banyak kisah sukses perjuangan seorang anak manusia yang telah kita baca dan dengar. Kisah seorang penjual sayur keliling, kisah seorang pelawak yang sukses, kisah seorang remaja yang dikatakan idiot, begitu banyak kisah yang telah kita ketahui, tapi akankah kita mengambil pelajaran dari itu semua?.

Untuk menjadi orang yang extraordinary kita juga harus melakukan sesuatu yang tidak dilakukan orang lain. Saya banyak belajar dari lintang, disaat teman-temannya menikmati jajanan dari uang sakunya, dia memilih untuk menabung, disaat gadis kecil seusianya jam setengah lima masih tertidur, dia bangun untuk sholat subuh, disaat teman-temannya di SD lain jam 10 sudah pulang, dia pulang sampai rumah jam setengah dua. Memang semua itu butuh pengorbanan. Barang siapa bersantai saat bekerja, ia akan menyesal saat pembagian upah. 
             Sahabat, memang penyesalan itu muncul di akhir. Kita selalu merasa telah berusaha keras tapi hasil belum nampak, dan kadangkala kita merasa iri dengan kesuksesan yang diperoleh orang lain, padahal dalam penilaian kita orang itu biasa saja, atau usahanya tak sekeras kita. Sahabat…marilah kita menghilangkan prasangka-prasangka negatif itu. Tugas kita adalah ikhtiar, terus berusaha, lebih keras lagi, lebih cerdas lagi, berpikir positif, penuh optimisme, semangat dan keyakinan, dan terus berdoa kepada Allah. Saya yakin bahwa suatu saat Allah akan mengabulkan doa-doa kita. Jangan pernah lelah berdoa dan jangan pernah berprasangka buruk kepada-NYA.
           Semoga kita bisa belajar mengambil hikmah dari perjuangan seorang gadis kecil untuk meraih prestasi dikelasnya. Terimakasih Dik Lintang….saya banyak belajar darimu. 
Read more »

TELPON CINTA DARI BAPAK

Hari itu, langit Jakarta sudah mulai menguning, burung-burung telah kembali ke sangkarnya, matahari sedikit demi sedikit merangkak tenggelam di ufuk barat. Ku habiskan waktuku di depan netbook kecil sambil menunggu adzan maghrib berkumandang. Tiba-tiba hape ku bergetar, ada telpon masuk, ku lihat disitu tertulis nama “Bapak”. Segera ku angkat telpon dari beliau..”Halo,,piye kabare le?,akeh dongo yo, kemudian Bapak membacakan sebuah doa, yang sebenarnya aku sendiri sudah tidak asing dengan doa itu, hanya saja, mulut ini ternyata telah jarang melafadzkan doa ini..La ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadzolimin”, kata beliau, saya di suruh untuk membaca doa ini, dan semoga mendapatkan daerah penempatan terbaik, setelah itu telpon pun di tutup. Dialog singkat dengan Bapak sore itu seakan memberikan sebuah pengingatan besar padaku, seolah olah aku kembali di ingatkan, kembali di tepuk, untuk kembali mengingat Sang Maha Pencipta. Berbagai rutinitas yang melelahkan, rutinitas yang membosankan ternyata membuat diri ini lalai, seolah–olah bapak ku ingin berpesan:”le elingo…Nak Ingatlah, bahwa kita terlalu berkubang dalam kemaksiatan, terlalu dzholim, dan menjadi hamba-hamba Allah Yang Lalai, kita seakan hanya butuh Allah ketika kita sedang membutuhkan. Degg,,…aku pun hanya bisa tertunduk..seolah-olah inilah teguran Allah buat saya, lewat nasehat Bapak saya. Memang, hari-hari itu adalah masa-masa mendebarkan, menunggu pengumuman penempatan tugas dari instansi tempat saya bekerja, di mana kami dituntut harus siap di tempatkan di seluruh wilayah Indonesia. Bukan hanya saya yang berdebar-debar, keluarga di rumah pun selalu menanyakan tentang kabar penempatan.
Sore itu Bapak ku kembali mengajarkan dan mengingatkan akan sebuah doa yang mulai jarang ku baca,,ya doa Dzun Nun yang ternyata adalah doa yang luar biasa. Bapak saya memang bukanlah seorang Kyai, ataupun seorang ustadz, akan tetapi saya yakin, atas petunjuk dari Allah lah, Bapak tergerak hatinya untuk menelpon saya dalam rangka mengingatkan kembali doa itu. Ternyata doa itu sangatlah istimewa, saya bukan lah mufasir atau ahli tafsir, saya sedikit mengambil pelajaran bahwa doa ini paling tidak mengadung tiga komponen : yaitu pengakuan Tauhid, pengakuan kekurangan diri, dan berisi permohonan ampun (istighfar), subhanallah doa singkat tapi luar biasa. Saya pun penasaran, dan kemudian mencari di internet tentang doa ini, dan akhirnya menemukan sebuah hadist,” Doa Dzun Nuun (Nabi Yunus) ketika ia berdoa dalam perut ikan paus adalah: LAA ILAAHA ILLAA ANTA SUBHAANAKA INNII KUNTU MINAZH ZHAALIMIIN (Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk diantara orang-orang yang berbuat aniaya). Sesungguhnya tidaklah seorang muslim berdoa dengannya dalam suatu masalah melainkan Allah kabulkan baginya.” (HR. Tirmidzi no. 3505. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).Aku pun kembali terhenyak…Subhanallah,,”tidaklah seorang muslim berdoa dengannya dalam suatu masalah melainkan Allah Kabulkan Baginya”.
Sore itu..Bapak telah memberikan pelajaran yang berharga bagiku. Aku yakin, itulah salah satu wujud cinta seorang bapak kepada anaknya. Saya bukanlah seorang anak yang dekat dengan sosok seorang Bapak, seorang anak yang lebih banyak berinteraksi dan komunikasi dengan sang Ibu. Mungkin itulah cara ayah mencintai anaknya, mereka mempunyai cara-cara sendiri untuk mecintai anaknya. Dialog-dialog yang singkat,padat, mungkin itulah cara Bapak, seorang Ayah tak selalu punya ungkapan untuk mengapresiasi kita, saya yakin, bahwa mempunyai Bapak adalah sebuah anugerah, mempunyai ayah adalah sebuah keberuntungan. Betapapun mungkin di luar sana banyak anak-anak yang tersakiti oleh ayahnya, ataupu banyak anak –anak yang merasa jauh dari ayahnya, ayah kita tetaplah ayah kita. Mengantarkan kita lahir kedunia ini adalah tetap salah satu kebaikan darinya. DI dalam diri kita, mengalir darah nya, kita adalah darah dagingnya. Dan sudah sepantasnyalah nama Bapak masuk dalam daftar deretan nama orang-orang yang kita doakan
Telpon dari Bapak sore itu, mungkin salah satu wujud cintanya pada anaknya. Seorang Bapak yang menginginkan yan terbaik bagi anaknya. Terimi kasih Bapak..Telponmu sore itu adalah telpon cintamu.
#Jakarta,menjelang tengah malam.060711#
Read more »

 

Asyiknya Menjadi Ayah

SPIRIT OF LIFE

SETETES EMBUN KEHIDUPAN

Catatanku

SEKILAS INFO