Senin, 18 Maret 2013

TEMBOK SEKOLAHKU JEBOL


Pagi itu, pagi yang cerah, seperti biasa ku lalui aktivitasku seperti biasa. Harus bangun pagi, mampir di warung dulu..beli nasi pecel…lalu berangkat ke sekolah. Ya..dengan ceria berjalan kaki dari kost, memang sekolah ku tak terlalu jauh jaraknya dari kost.
Wow..sudah banyak yang datang ternyata, aku kira masih kepagian. Gerbang khas sekolah, pohon beringin tua dan bangunan sekolah yang “jadul” dan kuno, pemandangan yang setiap pagi kulihat waktu aku sekolah di SMU itu. Tapi jangan salah walaupun tampilan luarnya yang antik dan kuno, tapi SMA ku termasuk salah satu sekolah favorit di kota bengawan.
Langkahku pun ku lanjutkan, melewati lorong kelas, menuju kelas di lantai paling bawah. Ya di bawah, karena waktu itu aku masih duduk di kelas satu SMA. Aku masuk ke salah satu ruangan kelas, tepatnya kelas 1.6. Wah teman-temanku sudah banyak yang datang, mereka sudah memenuhi bangku-bangku dikelas itu. Tapi seperti biasa, empat meja terakhir bagian pojok, itu bagianku dengan teman-temanku. Pojok belakang, yah memang nyaman..duduk di pojok, kalau ngantuk tingal tundukkan kepala sedikit. Pojok kelas 1.6…yang memang sangat nyaman.
Seperti biasa, namanya juga anak SMU, sering usil, iseng, kadang kami dulu ketika waktu senggang ada yang bermain catur, asah otak katanya, atau adu panco..wow..biar kelihatan “ macho” gitu. Tapi ada satu aktifitas lucu dan sepele yang sampai sekarang aku kadang tertawa mengingatnya. Ya..entah yang memulai siapa, setiap orang yang duduk dipojok itu tangannya usil membuat lubang kecil. Cuma iseng sih..pertama memang cuma sebesar lubang paku. Sambil mendengarkan pelajaran dari guru, tangan kami tidak berhenti beraktifitas. Tangan kami masih terus mengebor tembok itu, walau hanya dengan bolpoint. Entah kenapa, teman –teman yang kebetulan duduk di situ juga turut berpartisipasi. Lubang yang semula hanya sebesar lubang paku pun, hari demi hari semakin dalam. Hingga suatu saat kami menemukan alat baru, kayaknya lebih efektif buat ngebor tembok. Memang kreatif juga anak-anak, jangka disamping papan tulis, dan biasanya digunakan untuk menggambar di waktu pelajaran matematika pun kami ambil. Di salah satu bagiannya ada bagian yang lancip, dan satu bagiannya untuk tempat kapur. Ngebor  terus…..pokoknya, entah waktu itu aku juga tidak tahu tujuannya untuk apa. Akhirnya suatu hari..tibalah giliranku duduk di pojok kelas. Aku pun juga ambil bagian dalam aktifitas “ ngebor”. Jangka pun kuputar sedikit demi sedikit, melanjutkan lubang yang dibuat temanku, dan akhirnya..krek..woi..tembus. Aku juga tidak habis piker, tembok kelas yang lumayan tebal itu akhirnya tembus juga, perjuangan yang luar biasa kawan. Sedikit demi sedikit akhirnya jebol juga ni tembok. Ah dasar  temanku semakin iseng saja, lubang yang tembus tadi semakin dibesarkan, hingga akhirnya tanganku pun sampai bisa muat. Tembus sampai parkiran luar, wow hembusan angin sampai terasa. Agar tidak ketahuan guru, kami pun menyumpal lubang tadi dengan kertas-kertas. Ya kalau ingin tahu suasana luar, dan biar lubang angin kembali terbuka, kertas itu kami ambil. Akan tetapi bagaimanapun kami sembunyikan akhirnya ketahuan juga. Wah waktu aku duduk dibelakang ada seorang guru yang pengin tahu lubang karya kami.  Ehm..besar juga ya,.. takut juga ni, ntar kalau dihukum bagaimana?. Keringat dingin keluar..apalagi waktu itu..kepala sekolah kami terkenal seram. Tapi akhirnya kami hanya disuruh untuk menambal tembok itu, dan mengecatnya seperti semula. Pada akhirnya kawan-kawanku bersama-sama menambal lubang angin itu. Untung waktu itu sekolah kami sedang membangun beberapa bangunan tambahan.
……………..
Kawan..itu salah satu kejadian yang pernah aku alami sewaktu SMU dulu. Dan sekarang aku pun sejenak merenung, ternyata tembok sekolahan yang tebal itu pun akhirnya jebol dari usaha pengeboran yang dilakukan terus menerus. Bagaimana dengan iman kita? Setiap hari kita selalu berhadapan dengan musuh bebuyutan kita, syetan laknatullah ‘alaihi. Setiap hari syetan tak henti-hentinya mengebor keimanan kita, mulai dosa yang kecil, yang kita remehkan dan ternyata jika dilakukan terus menerus bukan tidak mungkin akan menyeret kita untuk melakukan dosa besar dan menjebolkan tembok keimanan kita. Kita berlindung kepada Allah semoga kita dilindungi dari godaan syetan yang terkutuk. Syetan pun sangat lihai memainkan strateginya, dengan cara ini tidak berhasil, mereka mencari cara yang lain. Dan hal ini telah mereka lakukan sejak berjuta-juta tahun yang lalu, sejak jaman nenek moyang kita, nabi Adam As.
Hanya Allah lah tempat kita untuk berlindung, hanya kepada Allah lah kita memohon pertolongan agar Allah semakin menguatkan tembok keimanan kita.
Kawan, ternyata..lubang angin yang dulu kami sembunyikan dengan menutupnya dengan kertas putih akhirnya ketahuan juga. Begitu juga mungkin dengan dosa dan kebusukan tingkah laku kita, mungkin lama kelamaan akan tercium dan ketahuan juga.
Ya semoga diri ini masih diberikan kesempatan oleh Allah untuk senantiasa bertaubat, memohon ampun akan kesalahan kita, diberikan kesempatan untuk menambal lubang kejahatan, lubang dosa kita dengan perbuatan baik. Ya Allah..berilah kami semua kesempatan itu. Aamiin.


0 komentar:

Posting Komentar

 

Asyiknya Menjadi Ayah

SPIRIT OF LIFE

SETETES EMBUN KEHIDUPAN

Catatanku

SEKILAS INFO